Mungkin ada satu kata untuk menggambarkan diri saya sekarang.
M untuk Malas.
Oh ya? Hmm, mungkin ada kata lain yang lebih tepat. Bukan malas, saya hanya suka menunda waktu, menunda pekerjaan. Yaaa, bagi nenek saya, kakek, papa, mama, tante, om, sepupu, pakde, pakle, bude, bule, semua orang di sekitar saya, malas adalah sinonim dari suka menunda waktu. Hey, apakah kalau ajal bisa ditunda? I wish... tapi nyatanya... Oh, tidak bisa!
Terlalu banyak alasan untuk melakukan hal baik.
Kalimat yang benar untuk menggambarkan aku.. dan kamu. Kalimat yang dari kemarin, seharian, bersliweran di kepala. Biarpun konteks 'hal baik' antara aku dan kamu berbeda, tapi semuanya sama-sama hal baik. Dan di balik hal baik tersebut, banyak alasan yang kita kemukakan untuk bisa menundanya, atau tidak sengaja menundanya, padahal sudah seharusnya terlaksana. Kalau bisa secepat mungkin.
Tersadar, kita hanya manusia biasa. Tapi kadang saya suka merasa ada yang salah. Tidak seharusnya hidup saya berjalan seperti ini. Pasti garis hidup yang digambarkan Tuhan untuk saya jauh lebih baik. Akibat melenceng karena kebodohan diri sendiri, saya harus bisa mencari jalan kembali ke garis hidup itu. Way back into Life. Dari serakan kejadian nyaris satu tahun terakhir ini. Dari memori mama yang akhir-akhir ini suka berkelebatan di hari-hari saya. Dari cita-cita yang satu ke cita-cita yang satunya lagi. Semoga saya bisa mewujudkan satu kehidupan yang layak untuk pribadi malas ini. Setidaknya untuk membanggakan papa saya, keluarga. Semoga...
Sometimes you just gotta know how to feel..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar