9.3.16

Lokal Hotel, Jogja


Akhir Oktober 2015 lalu, saya bersama suami sempat weekend getaway sebentar ke Jogja. Selain karena memang suami dan adik ipar ke Jogja untuk menghadiri pameran percetakan, sekalian saja kami liburan. 

Kami berangkat dari Kudus sekitar jam 8 pagi dan sempat mampir di Banaran 9 Semarang arah Magelang untuk ngopi dan ngemil tempe mendoan lalu makan siang di Jejamuran Resto di daerah Sleman, Jogja. Sampai di Jogja sebenarnya agak terlalu cepat, jam 11an kami sudah tiba, jadi makanya sempat makan siang dulu di Jejamuran baru setelah itu ke acara pameran mesin percetakan dan mampir sebentar ke Malioboro untuk mencari titipan Ibu mertua.

Dari Malioboro ke Lokal Hotel sebenarnya cukup makan waktu ya, apalagi waktu itu hari Sabtu. Dari Malioboro saja sudah macet, belum lagi ada jalan yang ditutup jadi harus putar balik, dan sempat nyasar lewat jalan-jalan perumahan kecil gara-gara ngikutin petunjuknya GoogleMaps =,=" Entah sudah berapa kali dibuat bingung sama aplikasi ini, walau ujung-ujungnya sampai siiih tapi kan ya ga harus lewat jalan tikus dkk. 

Saya dan suami tiba di Lokal Hotel sekitar jam 6an. Tadinya kami mau langsung makan di restorannya yang berada persis di depan hotel dan parkiran, tapi mungkin lebih baik cek in dulu supaya setelah makan bisa langsung ke kamar dan tidur, ngga perlu angkat-angkat tas lagi dan buka tutup mobil. Lagipula suasana restoran waktu itu belum ramai, kata salah seorang waiternya juga biasanya baru ramai jam 8 malam ke atas jadi tidak perlu booking dulu, karena kalau booking harus minimal order 500rebong -,-" 500ribu buat dua orang bisa kenyang muntah-muntah jungkir balik sampe laper lagi itu. Suer dah.




Dari awal menginjakkan kaki di lobi hotel, kita sudah disambut dengan nuansa rumah. Lantainya berupa semen yang dihaluskan dan ada tegel kunci warna-warni cantik dengan motif kawung dan pencahayaan yang redup. Di serong kanan resepsionisnya terdapat meja panjang besar dengan beberapa kursi, entah itu untuk customer atau bukan, tapi sepertinya bisa dipakai untuk umum maupun kalau lagi ada briefing karyawan mungkin. Di meja panjang itu juga tersedia seperangkat iMac. Semua perangkatnya menggunakan Apple, mulai dari resepsionis, restoran, sampai di kamar. Di lobi juga ada satu sofa berukuran sedang dan dua kursi yang dipisahkan meja bundar kecil. Kalau kita menoleh ke arah kanan dari meja resepsionis, kolam renang akan nampak dari balik rindangnya tanaman hijau. Dikelilingi rumput, rasanya kolam renang cukup untuk menampung tamu hotel karena memang kamarnya juga tidak terlalu banyak.



Resepsionisnya sangat ramah dan helpful, penjelasannya pun mendetail dan jelas sekali. Untuk menuju ke kamar kami di lantai 3, kami dibantu oleh bellboy yang memang wajib dan sudah disediakan oleh hotel untuk mengantar tamu ke kamarnya, saya dan suami yang terbiasa bawa barang sendiri jadi agak segan, karena kalau diingat-ingat sejak saya kecil, setiap menginap di hotel, orang tua pun tidak pernah memanjakan kami untuk dibawakan tas dan perkakasnya, jadi yaaa agak ngga enak gimanaaa gitu pas dibawain tasnya sampai kamar. Saat akan diberikan uang tip pun masnya menolak dengan halus lalu pergi meninggalkan kami. 

Kami memesan kamar tipe C, dan itu berada di lantai 3. Sebenarnya saya pengen banget nyobain kamar tipe B karena kamarnya terdiri dari 2 lantai dan kasurnya ada di lantai 2 jadi pasti seru, tapi melihat harga dan waktu menginap yang singkat jadi yang C aja deh. Kalau tipe kamar A terdiri dari twin bed, cocok buat kakak beradik atau sahabat kalau mau menginap. 




Kamar kami tidak begitu luas tapi mempunya cukup ruang untuk bergerak. Kasurnya bersih dan cozy (berlapis bed cover hasil desain dari Lulu Lutfi Labibi dengan warna hitam putih), fasilitasnya lengkap (disediakan juga speaker untuk iPhone), makanan di dalam kulkasnya gratis, hanya saja untuk kebersihan kamar mandinya agak kurang dan perlu ditingkatkan. Saya sudah menginputnya di kertas kritik dan saran, semoga semakin diperhatikan ya kebersihannya.

Perut rasanya laper banget jadi ngga lama-lama di kamar, kami langsung ke restorannya. Duduk di dekat jendela dan memesan makanan yang sudah kami pilih sejak masih di rumah hahahaha. Berhubung budget terbatas dan akhir bulan, jadi kami sudah merencakan akan makan dan minum apa nanti di restorannya, untuk menunya bisa di lihat di web Lokal Hotel

Untuk rasa makanan dan minuman, nilainya 8,5 dari 10. Saya pesan Chicken Katsu with Pesto Sauce sementara suami memesan Dory Macombrang (Nasi yang ditanak dengan herbs dan ada ikan dory fillet plus telur mata sapi ditaburi saus macombrang), sedangkan minuman kami memesan Lemongrass Tea dan Orange Juice. Eh, ternyata kita dapet welcome drink (kami lupa >,<") berupa jus buah segar dua gelas tapi udah terlanjur pesan minuman ya udah deh, kekenyangan jadinya hahahaha. Suami sempat menyesal, karena awalnya dia mau pesan Nasi Goreng Roa karena katanya enak banget tapi entah kenapa dia pesennya malah Dory Macombrang, laki-laki kadang galau-an juga ya.






 Besoknya kami sarapan lagi di restoran. Untuk menu sarapannya disediakan beraneka jenis sereal, beraneka jenis buah potong segar, dua jenis jus buah, atau kita bisa memilih makanan berat sesuai di menu sarapannya (tersedia mulai dari nasi, mie, sampai bubur). Porsinya pun cukup banyak, jadi kalau makan kalian sedikit, bisa share sepiring berdua. Suasana restorannya di pagi hari cukup tenang dan sepi, hanya ada seorang waitress dan waiter dan beberapa pengunjung, pengunjung yang datang pun tidak melulu dari tamu yang menginap. Tapi suasananya yang homey banget bikin betah dan ngangenin, suami aja ngga pengen pulang kalau bisa haahahaha.









Kalau ada waktu dan kesempatan kami akan kembali ke Lokal Hotel Jogja. Hospitality dan makanannya top banget. Ini review pribadi saya dan suami, jadi kalau ke Jogja dan bosen sama hotel itu-itu aja, cobain deh ke Lokal Hotel. 

Selamat liburan! ^^

25.1.16

Tuna Melt Bruschetta


Akhir Desember sampai awal Januari kemarin rasanya sibuuukk banget, padahal cuma di rumah aja, kerjaan juga itu-itu aja (bebenah rumah dan bersih-bersih juga masak dan main game plus tidur siang #ups!). Dan di masa liburan kemarin saya banyak ngidam makanan yang ngga ada di Kudus T,T Kzl deh! Dan yang lagi bener-bener dipengenin itu yang berbau Italia seperti Garlic Bread, Pizza, Pasta, dan Bruschetta.

Alm. mama saya paling suka yang namanya Bruschetta, kalau ke Hartz Chicken Buffet (sekarang udah ngga ada deh kayaknya), Pizza Hut atau tempat makan yang berbau pizza atau Italia biasanya mama selalu pesan Bruschetta. Bruschetta sendiri menurut wikipedia adalah makan pembuka (appetizer) berupa potongan roti yang diolesi bawang putih dan olive oil lalu ditaburi garam. Semakin berkembang jaman, Bruschetta ini banyak divariasikan toppingnya. Kalau di Indonesia atau negara Asia lainnya (sok tau banget ya saya hahaha) kita mengenal roti yang diolesi bawang putih dengan olive oil atau butter dengan sebutan garlic bread, sementara bruschetta biasanya diberi topping tomat, keju, olive oil, atau bahkan scramble egg/telur orak-arik plus daging asap atau sosis.

Berhubung di Kudus cuma ada Paparonz Pizza-yang saya ngga suka, jadi mau ngga mau bikin sendiri deh. Mau ke Pizza Hut harus ke Semarang dulu, suami pun lagi sibuk banget kerjaannya. Jadilah beli roti tawar dan sekaleng tuna (ceritanya lagi ngidam banget Tuna Melt Pizza-nya Pizza Hut). Tapi ceritanya juga, saya lagi bereksperimen bikin versi agak rendah kalori dan lebih sehat kali ya, karena untuk keju hanya pakai mozarella dan mayonaise saya ganti dengan yogurt. Plus ada tambahan tomat dan bawang bombay. Udah lupa juga sih isinya Tuna Melt Pizza Hut apa aja jadi ya enjoy my recipe! Hihihiii

Tuna Melt Bruschetta
> skill : Easy
> prep time : ± 10-15 menit
> cook time : ± 10-15 menit 
> Qty : 6-10 bruschetta

Bahan :
3-5 lembar roti tawar atau roti gandum --> dipotong menjadi 2 per 1 helai roti
1 tbsp olive oil
1-2 tbsp butter atau margarin
1 kaleng ikan tuna --> saya pakai merk King's Fisher
2 tbsp plain yogurt
1 buah tomat ukuran sedang atau besar --> optional, potong dadu kecil
1/2 bawang bombay besar
3 siung bawang putih --> geprek lalu cincang halus (dibagi menjadi 2)
1 tsp blackpepper
1/2 tsp garam
bubuk cabai dan bubuk basil secukupnya
2 cups mozarella --> diparut kasar

Cara :
1. Preheat oven di 180˚C ± 8-10 menit. Siapkan tray untuk memanggang yang sudah dilapisi dengan kertas roti/baking sheet

2. Lelehkan butter/margarin lalu rendam 1/2 bagian dari bawang putih cincang ke dalam lelehan butter/margarine kemudian olesi masing-masing permukaan roti dengan garlic butter tsb. Sisihkan. *


3. Panaskan wajan, masukkan olive oil lalu tumis bawang bombay sampai agak layu kemudian tambahkan 1 kaleng ikan tuna, tumis sebentar. Dalam mangkuk terpisah, campur semua bahan dengan tumisan tuna dan bawang bombay lalu aduk rata. **


4. Tuang campuran ikan tuna dkk ke atas masing-masing roti lalu tambahkan mozarella di atasnya.


5. Panggang di dalam oven selama 10-15 menit sampai keju meleleh dan roti agak kecoklatan atau garing. Hiasi dengan taburan bubuk cabai atau blackpepper atau chili flakes.


*) Kalau saya suka memanggang dulu rotinya selama 5-10 menit sampai agak garing sebelum diberikan topping.


**) Jika ingin lebih melted bisa ditambahkan mozarella dan cheddar (atau Kraft melted) di dalam campuran ikan tuna ^^ Karena saya ingin bikin yang lebih sehat sedikit (sedikit ngga apa-apa lah ya yang penting niat :P) jadi mozarellanya cuma di toppingnya/diatasnya aja. 








Selamat mencobaaa, semoga suka yaaa! Kalau berani eksperimen sendiri biasanya akan menemukan kelezatan yang cucok di lidah, jadi otak atik aja resep saya ini. Ini original lhoo resepnya hahahaha (akhirnya yah, ngga nyontek foodblogger lain atau youtube :P). Enjoy!

Classic Chocolate Chip Cookies

Holaaa!





Musim liburan sudah tiba! Sayang, saya ngga bisa pulang kampung ke BSD dan liburan mungkin disekitaran Kudus atau Semarang aja. Tapi kalau anak-anak liburan pastinya ngga mungkin diem aja di rumah kan? Pasti mereka akan bosan. Jadi kalau memang tidak ada waktu atau budget untuk liburan keluar kota atau keluar negeri mungkin anak-anak bisa diajak 'bermain' di dapur ^^ Aktifitas ini ngga cuma Ibu yang berkontribusi lho, sang Ayah juga harus ikutan, jadi liburan mereka akan terasa sangat berkesan walau hanya di rumah saja.

Dulu kalau liburan Lebaran atau Natal waktu SD pasti banyak tugas dari sekolah, biasanya saya dan teman-teman disuruh membuat 100 soal untuk 1 mata pelajaran atau kadang di mixed antara matematika, IPA, dan IPS. Saya baru sadar saat beranjak dewasa kalau sistem ini bagus sekali jika diterapkan di tiap sekolah karena walau liburan, bukan berarti tidak membaca atau belajar. Jadi dengan tugas seperti itu, mau tidak mau si anak akan membaca buku pelajarannya untuk bisa membuat pertanyaan beserta jawabannya. Nah, kalau jaman sekarang sih kurang tau ya gimana, belum punya anak juga sih hihihii

Kali ini saya mau bagi-bagi resep comotan dari Good FoodDari dulu pengeeen banget bisa bikin cookies kayak Mrs. Fields atau yang suka dijual di cafe atau hotel. Cookiesnya itu crispy diluarnya tapi dalemnya bisa lembut dan lumer di mulut. Dan setelah browsing sana-sini, akhirnya saya menemukan resep cookies sederhana yang bisa dibilang miriplah sama Mrs. Fields. Untuk saya sebagai pemula, bisa dibilang resep ini sooo easy dan pasti in sha Allah berhasil! Yuk, mari cek bahan-bahan yang diperlukan dan cara pembuatannya ^^


Vintage Chocolate Chip Cookie
> skill : Easy
> prep time : ± 10-15 menit
> cook time : ± 10-15 menit 
> Qty : 20-25 cookies

Bahan :
1/2 + 1/8 cup salted butter (150gr) --> room temperature dan kalau pake unsalted butter nanti harus tambahin ± 1tsp garam di adonannya
1/3 cup brown sugar (80gr) --> saya pakai palm sugar
1/3 cup+1 tbsp gula pasir
1 butir telur
1+1/2+1/4 cup tepung terigu serba guna (225gr)
1/2 tsp baking soda
1/4 tsp garam
2 cups chocochip (200gr)
setetes vanilla essence atau 2 tsp vanilla extract

Cara :
1. Preheat oven di 180˚C ± 8-10 menit. Siapkan tray untuk memanggang yang sudah dilapisi dengan kertas roti/baking sheet

2. Campur semua bahan-bahan kering sampai rata.

3. Siapkan mixer, campur butter, gula palem dan gula pasir sampai adonan terasa menyatu (fluffy & light) dengan kecepatan medium. Tambahkan garam, vanilla essence/extract, dan telur dengan kecepatan low. Campur sampai benar-benar menyatu. Tambahkan chocochip dan aduk rata sebentar agar menyatu dengan adonan.*



4. Dengan menggunakan scoop es krim atau sendok makan, bentuk adonan menjadi bola-bola kecil dan susun di atas baking tray.



5. Panggang selama ± 8-10 menit sampai warnanya menjadi agak kecoklatan. 

*) Kalau tidak punya mixer, bisa diaduk dengan menggunakan tangan saja dan spatula atau apapun yang kokoh dan bisa untuk mengaduk adonan. 

Oh iya, setelah dikeluarkan dari oven, tekstur cookies masih lembut dan terlihat seperti belum matang. Awalnya saya yang pemula juga kaget, saya kira belum matang tapi ternyata saya salah. Cookies yang baru keluar dari oven, sebaiknya ditaruh di jaring-jaring panggangan atau dipindahkan dari loyang oven karena sebenarnya di dalamnya masih terjadi pemanggangan itu sendiri. Jadi panas dari oven dan baking tray masih berkutat di dalam diri masing-masing cookies tersebut. Kira-kira butuh waktu 10 menit sampai cookies dingin dan teksturnya perfecto!



Daaan, kalau dalam percobaan resep pertama yang nyontek ini, entah kenapa cookies saya ga meleleh sampai gepeng seperti yang dicontohkan oleh foodblogger atau chef yang ada di youtube, jadi saya harus sedikit menggepengkan bola-bola cookies sebelum dimasukkan ke dalam oven.


Kalau kalian suka tekstur cookies yang crispy luar-dalam, mungkin bisa dipanggang 10 menit lebih lama jadi totalnya dipanggang selama 20 menit (saya sudah mencobanya ^^ walau dalamnya masih agak lembut hehe. Karena saya ngga suka cookies yang garing :P). Mungkin kalian juga bisa menambahkan tepung terigu ke dalam adonannya sebanyak 1/4 cup (kalau ini saya belum coba, kalau kalian coba, kabar-kabarin ya! hihihii).

Selamat mencoba! Selamat bermain di dapur! ^^