29.10.09

masa depanku ada di tanganku . . .

beberapa hari belakangan ini saya sering berpikir dan merenung sendirian tentang rutinitas dan masa depan saya yang entah bakalan gimana jadinya.

sebenernya semua bermula dari keterkejutan saya saat mulai menginjak semester 5 ini. Soalnya dari semester 1-4 kemarin, saya hanya berpikir, pasti saya bisa ngelewatin ini semua dengan sanatai, kalo ada tugas dan ga ngerti ya tinggal minta aja sama temen, kuliah itu cuma sekedar rutinitas yang harus saya lakoni demi mendapat gelar S1 di bidang IT. Ternyata hasil dari 'kesantaian' saya kemarin2 itu membuahkan keterkejutan yang luar biasa di semester ini. Gimana ga, saya yang biasanya tugas minta temen dan kadang cuek banget kalo ada kuliah, malah ngobrol, gambar2, bikin puisi, nulis lagu,, eehh kagetnya minta ampun waktu baru masuk aja mata kuliahnya berat2, sks-nya gede2, terus lab-nya banyak banget, apalagi makin kesini, tugas makin banyak. Mereka datang makin bertubi2 tanpa silih berganti. Yang satu belom kelar, dateng lagi tugas baru. Yang satu deadlinenya besok, yg lain lusa, dan seterusnya. Untung ada beberapa yang tugas kelompok. kalo ga, ga tau deh gimana jadinya. Mungkin nilai TM saya bakalan NOL besar.. dan harus ngulang tahun depan. Astaghfirullah, amiiit2 :P

Dari semua tugas yang menjemukan dan membuat saya pusing itu, saya makin berpikir dan terus mengingat2 kesalahan saya dari awal memilih jurusan di Binus sampai sekarang.

"Saya benar2 tersesat dan terdampar di Binus" Itu adalah barisan kalimat yang menggambarkan kondisi saya sekarang ini. Bukan, kalimat itu sudah menggambarkan kondisi saya sejak awal masuk kuliah.

Gagal masuk UGM lewat UMB saya biasa2 aja. Lalu saya mendaftar ke Binus untuk universitas swasta. Saat memilih jurusan, saya agak bingung. Banyak yang bilang kalau IT-nya paling bagus dan terkenal. Sementara, saya sudah berniat masuk jurusan Desain Grafis sejak kelas 2 SMA. Di Binus ada jurusan DKV, tapi entah kenapa saya enggan masuk jurusan itu dan memilih IT karena kakak sepupu saya dan pacarnya alumni IT Binus. Alhasil, iseng2 saya isi dengan jurusan Teknik Informatika. SPMB pun gagal. Dengan rasa 'sok tau' yang tinggi, saya mengambil IPC, mendaftar arsitek dan Sastra Mandarin UI. Hasilnya??? Nihil dan taraaaa,, sekarang saya sudah semester 5 dan lagi mabok tugas karena ga ngerti apa2.

Heran juga, kenapa susah banget buat ngerti mata kuliah yang ada. Sampai detik ini, yang paling saya pahami hanya kalkulus, sisanya... saya menyerah. Apalagi yang ada coding-nya dan algoritma. Semua disebabkan oleh logika saya yang ga bagus. Cara berpikir saya jarang menggunakan logika makanya sangat susah untuk bisa memahami mata kuliah yang penyelesaiannya menggunakan logika. padahal sampai lulus nanti, hampir semuanya harus menggunakan logika dan entah bagaimana nasib saya.

Beberapa hari yang lalu saya sempat berpikir, apa sebaiknya saya berhenti aja ya? tapi kalau udah berhenti, saya mau apa? Kerja? saya ga punya keahlian apapun. Nulis? Menurut pengalaman, kemampuan menulis saya belum bagus, jadi daripada ditolak lagi sama penerbit terus sakit hati selama 1 bulan, akhirnya saya memutuskan untuk meneruskan kuliah. Selain karena saya udah semester 5, saya berpikir kalau semua ini adalah keputusan saya sejak awal. Jadi mau ga mau, saya harus berani dan bisa bertanggung jawab. Yeah, saya mulai bangkit. walau terpogoh2 (lebayy).. Semua juga demi papa yang udah susah payah cari uang untuk kuliah saya. Saya ga mau ngecewain beliau gitu aja. Seenggaknya saya harus bisa lulus tepat waktu dan paling tidak mengerti beberapa persen dari apa yang sudah saya pelajari dari kuliah. Makanya, setiap berangkat kuliah sejak kemarin, saya hanya niat untuk memperhatikan dosen saat pantaat udah nempel di kursi(kecuali dosennya ngebosenin :D).

Yeah, satu pelajaran berharga, amat berharga menyangkut masa depan. Saya akan membaginya pada adik saya, anak-cucu nanti, dan anak2 lainnya yang akan meneruskan ke jenjang perkuliahan bahwa Jangan pernah main2 dengan masa depan dan Kenalilah kemampuanmu lebih dari apa yang orang tahu. ^^

oh iya, mengutip puisi yang dibacakan Noe di Konser Sumpah Pemuda di tv semalam, saya suka sekali dengan kata2 yang ia bawakan. "Indonesia bukan lagi soal hidup atau mati, tetapi berubah atau punah!" kalo ga salah gitu sih,,maaf kalau salah nulis, maklum pelupa :D
Sumpah, merinding dengernya. dan bener banget. Seperti kata2 dia, kehidupan saya saat ini bukan lagi soal hidup atau mati, toh semua mahluk hidup akan mati pada akhirnya bila ajal sudah menjemput. Pilihan hidup saya saat ini adalah BERUBAH atau PUNAH...
I'l' choose berubah . . . to be a great and success person in this world . . .

Yes, I can!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar