obrolan singkat dengan seseorang tadi pagi membuat saya kembali membayangkan, merasakan, dan mengingat kehilangan ...
hilang. saya benci harus ke'hilang'an. entah itu kehilangan handphone, selembar kertas lecek yang isinya penting, kehilangan barang kesayangan, bahkan yang paling berat, kehilangan seseorang. seseorang yang berarti, yang tidak tergantikan...
Saya benci membayangkan kehilangan orang2 yang ada di sektiar saya, orang2 yang mengisi hidup saya, orang2 yang mewarnai hari2 saya. Kalau harus terus bertanya, saya akan terus bertanya, kenapa? tapi tak kunjung terjawab sampai detik ini. Dan semua memang tidak terjawab karena jawaban apapun tidak akan bisa menjawab, menghapus, dan memuaskan keegoisan saya.
andai bisa memohon, cukup kemarin pertama kalinya dan terakhir kalinya saya merasa kehilangan. jangan ada orang lain yang pergi karena saya yakin tidak akan sekuat kemarin, karena toh, kemarin saya tidaklah kuat, hanya berpura2 kuat. dan sekarang, bisa dibilang saya dalam masa penyembuhan.
katanya,"setiap ada perjumpaan pasti ada perpisahan." kenapa harus begitu?
katanya,"setiap yang bernyawa pasti akan mati." kenapa harus begitu?
katanya,"kita harus siap kehilangan apabila menyayangi seseorang." kenapa harus begitu?
kenapa semuanya tentang kehilangan dan perpisahan? semua kalimat di atas mengisyaratkan seolah kita harus kuat, harus bisa menerimanya, harus bisa menyiapkan obat penawarnya jika tiba2 keracunan. Tapi, kalau memang begitu adanya, kenapa harus ada perjumpaan? kenapa harus ada rasa ini kalau ujung2nya kita hanya bisa dan harus bisa kehilangan? saya tidak akan siap jika semua harus terjadi lagi, entah saat ini, besok, atau kapanpun itu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar