21.6.10

flat . . .


Cinta tidak menyedari kedalamannya dan terasa pada saat perpisahan pun tiba. Dan saat tangan laki-laki menyentuh tangan seorang perempuan mereka berdua telah menyentuh hati keabadian.
(Khalil Gibran)




19.6.10

freeze . . .

ketika seseorang jatuh cinta, maka ia akan mencari cara agar bisa mendapatkan perhatian dari orang yang ia cinta. ketika orang jatuh cinta, maka ia akan terus mencari cara untuk bisa selalu membuat orang yang ia cinta bahagia. ketika orang jatuh cinta, maka harapan dan rasa takut akan terus berlomba di dalam otak dan hatinya, sampai pertanyaan2 tentang semua yang ada di antara orang yang ia cinta dan dirinya sendiri juga semua yang bertengger di kepalanya bisa terjawab. Naasnya, semua pertanyaan itu tidak akan mungkin bisa terjawab (cont.)

rasa takut sering menghantui saya akhir2 ini. Jenisnya ada banyak. Ada tiga yang utama. Pertama rasa takut akan mimpi2 aneh dua bulan terakhir ini. Serasa mereka akan menerkam dan melahapku dengan trik dan intriknya yang mengganggu tidur. Kedua, rasa takut bahwa saya akan gagal semester ini sehingga skripsi juga rencana saya satu semester ke depan akan terganggu. Ketiga, rasa takut kehilangan dan kecurian.

Yang pertama dan kedua benar-benar sudah mengganggu kehidupan pagi, siang, sore, dan malam saya. Mengganggu tidur, mengganggu kerja otak, fungsi otak, mengganggu pencernaan, dan mengganggu asupan gizi yang harusnya cukup dan malah menjadi berlebihhh.. oh my ..

Rasa takut yang ketiga, katanya sih baru2 ini mengganggu saya, dan itu terlihat jelas di matanya. Rasa takut berlebihan yang menurut saya wajar dialami banyak orang yang sedang jatuh cinta, terutama manusia berjenis kelamin perempuan. Rasa takut yang kadang tidak masuk akal dan selalu berkata bahwa ia akan membuktikan kebenarannya dan itu membuat saya takut.

Di tengah rasa takut berlebih dan konyol ini, sebuah pertanyaan baru hinggap di hati saya dan membuat otak saya bekerja juga mengajaknya berkompromi dengan hati, padahal mereka selalu berbeda haluan. Pertanyaan yang simple dan datangnya sungguh tak terduga, dari selembar kertas dalam sebuah novel yang menarik perhatian saya di tokok buku kemarin sore. Apakah dia sebegitu berharganya buat kamu?

Tingtong. Sebaris kalimat tanya itu menghentak hati saya dan seolah bertanya pada saya seperti yang saya ketik di atas. Apakah dia sebegitu berharganya buat saya hingga saya sebegini takutnya untuk melepas dan kehilangan dia? Tidak butuh waktu lama. Tidak butuh otak untuk bekerja lebih keras, tidak butuh hati untuk ragu menjawab karena jawaban saya adalah Ya! Dia sebegitu berharganya untuk saya. Butuh beberapa detik memang, untuk flashback semuanya, awal dari semua rasa takut berlebih ini. Tetapi tidak butuh waktu satu detik untuk berseru dalam hati dan menjawab,"YA!"

It's kinda weird! He stole my heart!

Dan jawaban itu menjawab pertanyaan lain. Menjawab rasa takut ketiga saya yang berlebihan beberapa minggu terakhir ini. Itulah kenapa saya merasa amat takut. Itulah alasan saya merasa berlebihan akhir2 ini. Itulah sebaris kalimat yang merupakan jawaban dari semua rasa takut konyol ini.

Saya takut terjatuh dan tiba2 sadar kalau memang sebuah hubungan itu memang harus memiliki akhir. Pada kenyataannya, saya amat bertentangan dengan kata2 saya sebelum tanda titik di belakang kalimat ini. Jika saya mendapatkan sebuah permata dari sebuah ketidaksengajaan atau mungkin dari sebuah kesengajaan maka saya akan mencoba menggosoknya agar ia terlihat berkilau, memukau. Saat permata itu memancarkan sinar indahnya maka saya terhipnotis seketika. Tak peduli permata itu menjadi buruk atau rusak dimakan waktu, tak peduli ada permata lain atau berlian yang berkilau di dekatnya atau toko lain, karena kilau pertamanya akan terus membekas dan menghipnotis saya di saat saya menggenggamnya, menatapnya, atau mungkin jauh darinya.

Tidak berlebihan, dan tidak dilebih2kan. Apa yang ada padanya membuat saya freeze, selalu. Walau sepertinya sudah agak lama dan padahal masih seumur jagung, tapi setiap tingkah, tawa, senyum, dan semua yang ada padanya selalu membuat hati saya berdesir, hangat, nyaman.

Mungkin semua hal memang harus ada akhir apabila ada awal. Seperti buku2 yang dijembreng di perpustakaan atau toko buku, semua pasti berawal dari bab 1 dan berakhir di bab sekian. Namun, saya berharap agar semua ini tidak berakhir, kecuali memang Ia mengkhendaki. Seperti motto seseorang yang selalu bisa membuat saya bahagia dan bangga bersamanya,"Man purpose, God dispose."

Tapi, tiba2 sebuah pertanyaan lain muncul dari tulisan saya di atas. Bagaimana kalau ternyata permata itu merasa lebih baik dan nyaman dalam genggaman juga perawatan lain? Apa yang akan saya lakukan? Yah, kalau memang begitu adanya, sekeras mungkin akan saya coba ikhlas dan merasa kalau semua ini cuma mimpi indah untuk orang-pengharap sebodoh saya.

(...) sesuai perkiraan kita, atau orang yang jatuh cinta itu. Tidak semua pertanyaan akan terjawab begitu. Karena jawaban itu bisa berupa teka-teki yang menggugah rasa penasaran dan membuat kita makin bertanya-tanya atau bahkan merasa terjawab dan puas tetapi bisa juga berupa jawaban nyata di depan mata yang sayangnya kadang membuat kecewa otak dan hati, karena tidak sesuai dengan perkiraan mereka berdua.

14.6.10

ko-rek-si ...

ucapan itu amat sulit untuk dilaksanakan...

janji ini, janji itu tapi ga pernah ada yang terlaksana. manusia macam apa saya ini. Makin kesini makin sering berpikir, sebenernya apa tujuan hidup saya?

dalam perjalan pulang menuju ke rumah, saya melamun, memandangi jalanan, mobil2 yang berpacu di jalanan dan tol, melihat background hitam bernama langit dengan kedua telinga disumbat earphone. Satu hal yang saya sukai setiap naik kendaraan umum. Saya suka sekali memandangi lingkungan dan pemandangan dari balik jendela. Dan dari situlah semua mulai bercampur aduk malam ini. Seperti jus pisang-strawberry yang di-blend menjadi satu dengan gula dan es juga air, bedanya, jus itu akan terasa lebih enak dan baik untuk kesehatan jika komposisi buahnya makin banyak sedangkan pemikiran ini, kalau terlalu banyak bisa membuat saya gila.

koreksi diri. Hal yang terlintas di kepala saya saat mengerjakan tugas barusan. Belum pernah sekalipun dalam hidup ini saya mengoreksi diri sendiri. Entah bagaimana caranya. Yang saya tahu, koreksi tediri dari tiga suku kata dan bisa juga di pisah menjadi 'korek-si' yang berarti menggali lebih dalam lagi dengan seruan a La anak gaul jaman sekarang. Oke, omongan saya mulai ngaco, bener2 ngaco. Yang pasti, koreksi adalah hal yang paling sulit diterapkan pada diri sendiri, itu menurut saya.

semuanya terasa berpacu di seisi kepala ini... membuat saya menjadi pusing dan mual.

Akhir2 ini masalah dan tugas ga pernah berhenti bertamu ke kehidupan saya. Kalau kata seorang teman di status facebooknya, semua ini pertanda bahwa Tuhan masih sayang sama kita dan kita harus bersyukur dan mengucap,"Alhamdulillah." Hati ini seperti disentil tapi rasanya biasa saja. Otak memerintah seakan saya harus baik2 saja dan berpikir a La kadarnya. Berpikir dengan cara saya dan belajar mandiri. Jangan mudah terpengaruh dan .. lagi2 saya nyampah dengan omong kosong. hahhhhhhhh

Masih banyak hutang tugas sampai waktu UAS tiba. Seorang teman berkata,"Perasaan utang kita cuma 4 tugas, tapi kenapa kusut ya?" saya menjawab a La kadarnya dengan kepala muter2,"Karena semuanya berjudul 'utang' yang artinya harus dilunasi. Kalau ga, matilah kita." Benar-benar jawaban orang yang lagi desperate sama hidupnya. yeah, that's me !

satu lagi yang terlintas malam ini di otak saya saat bukain pager buat papa yang baru pulang tadi. Apa aja yang sudah saya lakukan dalam hidup ini? Jawabannya sampai detik ini NIHIL. Hampir semua yang saya lakukan adalah sampah dan sia2, terutama untuk orang lain. Belum pernah sekalipun saya membahagiakan orang tua saya, adik saya, orang2 di sektiar saya, mungkin hanya dengan kehadiran saya di tengah2 dan dekat mereka. Yang ada hanya bikin susah dan masalah baru. Bener2 deh...

I've just added some thought around my head tonight. Such a good time to blend all of the thought. Seems that i'm done with everything but honestly i'm NOT. The more i think the more i ... (fill in the blank cause i can't find a correct word)

13.6.10

me.you.us


"it's hard for me to find someone else like you .."


makin bertambah umur, makin banyak masalah. Itu yang setidaknya saya rasakan akhir2 ini. Bukan cuma saya kayaknya, hampir semua teman dan orang2 yang ada di sektiar saya. Atau mungkin sebenarnya masalah itu datang dan ada karena kita sendiri? who knows .. (baca : who nose-idung siapa?-benjo.red) :D

sedang kehabisan kosakata. Saya sedang jatuh cinta menulis melalui gambar, berbicara melalui gambar. sesuai dengan cara belajar saya yang cenderung bisa memahami sesuatu dengan bantuan visualisasi, maka saya mencoba menerapkan apa yang ada di otak dan sedang saya rasakan dengan visualisasi, tanpa perlu kata-kata layaknya pujangga.. bahhh hehehhee :D

Yang pasti..
saya akan terus ada apabila kamu butuhkan..
Dan kita akan terus bersama, di tiap layar kehidupan..

*cheers