20.11.15

Jejamuran Sleman, Jogja

Akhir Oktober kemarin, tanggal 31, saya ikut menemani suami dan adik ipar ke Jogja untuk melihat pameran mesin percetakan. Perjalanan dari Kudus ke Jogja kami tempuh kurang lebih 3 jam, lebih cepat dari biasanya padahal kami sempat mampir sarapan dulu di Banaran9 Resto di perbatasan Semarang-Magelang.

Kami memang berencana untuk makan siang di Jejamuran Sleman, Jogjakarta. Eh, tapi ternyata sampai di Sleman lebih cepat dari jam makan siang, jam 10 lewat kami sudah tiba. Untung juga sih (orang Indonesia banget ya, selalu merasa beruntung hihihi) karena kami jadi tidak perlu antri untuk makan siang. Tepat jam 11 saja resto sudah penuh oleh turis lokal dan mancanegara. Ternyata ramai juga ya resto ini.

Ini pertama kalinya saya mampir ke Jejamuran. Awal mula saya tahu tentang resto ini dari salah satu acara jajan dan review makanan di Trans7 kalau ga salah. Ternyata adik ipar sudah pernah makan disini beberapa kali waktu masih kuliah di Jogja.

Tempat parkirnya cukup luas, disediakan dua lapangan di samping kanan resto dan di seberangnya untuk mobil dan motor. Tapi kalau pergi bareng lansia, lebih baik di drop dulu di depan resto supaya bisa nunggu dulu sambil duduk daripada jalan kaki dari parkiran, kan kasihan. Tempatnya sederhana dengan ada sentuhan jawa. Waktu kita baru masuk, di kiri kita bisa lihat kasir dan tepat di belakangnya ada dapur yang terbuka, jadi bisa lihat deh pegawai yang sibuk masak di dapur. Tempat makannya sendiri juga luar dan adem. Stafnya ramah dan beberapa lumayan fasih berinteraksi dengan Bahasa Inggris karena pengunjungnya bukan hanya turis lokal tapi juga mancanegara.

Oh iya, kalau mau makan disini, jangan bawa makanan atau minuman dari luar ya (kalau dimasukkan di dalam tas mungkin bisa lolos). Kemarin saya bawa botol Tupperware yang 1 liter-an karena memang saya kalau kemana-mana selalu bawa air putih sendiri dari rumah, daripada beli kan, hemat sis hehe. Dengan Pe-De saya melenggang masuk dan di stop sama greeternya. Botol minum saya disita, awalnya saya ngga terima awalnya karena kan ini bukan beli dari luar tapi bawa dari rumah sendiri, apalagi minumannya juga ga penuh-penuh amat, cuma 3/4 botol.

"Kalau ini isinya air oksigen, gimana mba? saya ngga bisa minum air yang lain," ucap saya agak bete.

"Maaf, mba. Aturannya memang tidak boleh." Mba Greeternya tetap berusaha ramah dan sabar menghadapi saya yang kekeuh ngga mau nititpin botol minum.

Oke! Fine. Saya bete tapi mau gimana lagi.

Menu sudah diberikan kepada kami. Waktu lagi asyik milih menu, suami tiba-tiba ngomong,"Harusnya kamu ngomong 'itu air zam-zam, mba. Saya ngga bisa minum air yang lain lho!'"

Saya tersenyum geli. Iya juga ya. Aneh sih memang, itu kan botol minum sendiri, kenapa ngga boleh? Gimana kalau ada ibu bawa botol minum anaknya? Dia alergi minuman manis dan ngga bisa minum air mineral botolan sembarangan? Atau bayi yang kemana-mana selalu bawa susu dan air hangat? Disita juga? Please, deh, ah. Tapi yaudahlah, namanya juga aturan dari Jejamuran. Kalau ngga karena penasaran, saya males deh makan setelah berdebat soal botol minum.

Pertama kali lihat menu, saya bingung. Saya bukan penyuka jamur, saya cuma suka jamur crispy yang digoreng garing dan kalau dikunyah ngga ada lagi tuh tekstur empuk-gooey dari si jamur. Jadi saya pesan shiitake goreng tepung, jamur bakar pedas, dan asam manis tiram pedas. Dalam hati berharap, semoga menu yang dipilih ngga zonk dan cocok di lidah saya.


Shiitake goreng tepung

Jamur bakar pedas                                 Asam manis tiram pedas

Rasanya ENAK! Bisa ya bikin jamur tapi rasanya ngga kayak jamur?! Jamur bakar pedasnya bener-bener pedas dan teksturnya kayak makan ayam aja. Kalau yang asam manis tiram pedas agak kurang asam dan pedasnya tapi lebih terasa manisnya jadi kurang gimanaaa gitu. Yang paling favorit adalah Shiitake goreng tepungnya. Entah kenapa rasanya enak banget, luarnya crispy tapi tekstur jamurnya masih ada tapi enak! Enak dah pokoknya hehehe.

Untuk oleh-oleh di rumah (buat saya dan suami juga sih sebenernya hehe) kami beli jamur kalengan rasa rendang dan sambal goreng. Ternyata jamur yang dipakai adalah jamur kancing, kalau saya sih kurang suka karena yaaa rasa jamurnya berasa banget dan bentuknya masih jamur -_-" Jadi yang menghabiskan semuanya, ya suami, siapa lagi hahahaha.

Kalau kalian ngga percaya, bisa cobain aja langsung di Jejamuran. Di webnya juga bisa lihat berbagai macam menu mereka, mulai dari tongseng, foe yung hay jamur, pepes jamur, jamur penyet dan masih banyak lagi. Bukan hanya jamur, ada ayam goreng juga dan lumpia untuk alternatif lain. Minumannya juga macam-macam. Mulai dari jus sampai teh lemon madu. Minumannya juga ada yang pakai jamur lhooo. Oh iya, sop jamurnya juga enak banget, kuahnya itu lho, seger dan kaldunya terasa. Mungkin kaldunya pakai kaldu jamur ya jadi buat yang vegetarian cocok banget makan disini.

Selamat jajan! Selamat mencoba!

Aglio e Olio Pasta

Halo!

Kali ini masih ngebahas pasta dan resep kali ini adalah resep percobaan yang pertamaaa kali banget saya buat. Waktu itu masih jamannya nganggur (baru lulus kuliah dan belum dapat pekerjaan). Ini juga merupakan resep kesukaan adik semata wayang juga suami tercintah hihihii.



Mau cerita sedikit (walaupun di postingan sebelumnya udah cerita sedikit juga hehee). Selain karena drama korea berjudul Pasta, saya juga jatuh cinta dan penasaran untuk belajar bikin pasta karena web milik pasangan suami-istri kevinandamanda.com. Jadi pasta yang pertamaaa banget saya buat adalah Crispy Shrimp Pasta, kalian bisa cek resepnya di web mereka. Saya bersama teman SMA (Irine) rela belanja ke Pasmod BSD pagi-pagi sekitar jam 9an (udah siang yah itu sebenernya hehehe) terus masak bareng di rumah. Kami sama-sama sukaaa banget sama drama korea Pasta dan jatuh cinta sama si aktor. Jadilah kami coba bikin itu pasta dengan bahan-bahan yang plek sama dari resep di web dan sempet fetucinnenya (waktu itu pakai fetucinne-sesuai resep) agak kematengan daaann agak terlalu creamy karena kebanyakan cooking cream dan kaldu blok mungkin hahahhaaa. Tapi enaak! Irine yang waktu itu masih nganggur juga selepas lulus S1, sebelum pulang saya suruh bungkus sebagian pastanya tapi doi nolak, katanya apaaa gitu, jadinya saya sama adik yang ngabisin. Enak sih, tapi kebanyakan jadi enek ye, sebungkus full fetucinne dimasak gitu loh! Yah, pengalaman adalah guru yang baik. Tapi entah kenapa sampai sekarang kalau masak pasta pastiiiii masiiihhh aja sering kebanyakan porsinya hahahaha.

Resep Aglio e Olio ini adalah resep pasta paling klasik dan gampang banget! Serius! Suer! Jadi kalau laper, bahan-bahan di dapur terbatas  (yang penting punya bawang putih) maka jadilah makan enak a La Italia cita rasa dapur sendiri untuk yang tercinta halaahh :P

Aglio e Olio Pasta
> skill : Easy
> prep time : ± 10 menit
> cook time : ± 5-10 menit 

Bahan :
2 genggam/1 cup penne pasta/spaghetti/farfale (apapun yang ada di dapur atau di toko terdekat)
3-4 siung bawang putih (geprek dan cincang)
1/2 siung bawang bombay besar/ 1 siung bawang bombay kecil (optional)
2 sdm olive oil
1/4 cup peterseli atau daun seledri (cincang)
1-2 cabai rawit (optional, jika suka pedas)
blackpepper atau merica secukupnya
garam dan gula secukupnya

Pelengkap (optional dan bisa pakai bahan yang kalian suka, contoh : udang atau ikan tuna) :
1 butir telur (karena di kulkas tinggal satu butir :P)
2 buah sosis ayam (karena hanya ini yang ada di kulkas, maklum, akhir bulan hehe)


Cara :
1. Panaskan air di panci, tambahkan garam dan olive oil kira-kira 1 sdm. Saat mendidih, masukkan penne dan sesekali aduk agar tidak menempel. Rebus kurang lebih 10 menitan sampai al dente (tidak terlalu matang). Tiriskan dan siram dengan air dingin.


2. Panaskan pan dan tambahkan 1/2 sdm olive oil. Smoke/tumis sosis yang sudah dipotong-potong sesuai selera sampai agak kecoklatan. Kemudian orak arik telur ayam sampai matang atau sesuai selera.



3. Panaskan pan dan tambahkan 2 sdm olive oil. Tumis bawang putih yang sudah dicincang sampai harum dan agak sedikit kecoklatan kemudian masukkan pasta yang sudah direbus. Tumis sebentar dengan api kecil atau sedang lalu masukkan peterseli/daun seledri cincang, garam, gula pasir, dan blackpepper, aduk rata sebentar. Terakhir masukkan sosis dan telur yang sebelumnya sudah dimasak/tumis/smoke.

4. Voila! Sajikan selagi hangat. Bisa ditambahkan keju parmesan untuk sprinkle di atasnya atau bawang goreng atau cheddar mungkin, sesuai selera deh pokoknya! ^^


Selamat mencoba! Selamat makan! Sampai jumpa di resep lainnya ^.^


Arrabbiata Pasta (Pasta Saus Tomat yang pedas)

Hai!

Semenjak pindah ke Kudus, saya jadi lumayan rajin masak hehehe. Suami makin sayang dan semakin senang, jadi ikut happy deh hihihi. Oh iya, mulai postingan ini, saya akan share resep-resep rahasia sederhana untuk makanan yang biasa saya masak. Kali aja bermanfaat buat para pemula (sombong banget hahahaa) padahal mah bikin brownies aja masih berantakan minggu lalu.

Untuk resep pertama, saya akan share makanan kesukaan kami (saya dan suami) yaitu Pasta!!! Mulai dari yang niat sampai yang ala kadarnya hehee. Tapi untuk resep pertama ini bener-bener kesukaan saya, namanya Arrabbiata Pasta atau bisa diartikan Pasta dengan saus tomat dan garlic yang pedas.




Awal mula saya belajar masak pasta itu gara-gara nonton drama korea yang berjudul Pasta. Drama ini disiarin sekitar tahun 2010 tapi saya nontonnya di tahun 2011 disaat baru lulus kuliah S1 dan masih menganggur (masa-masa kelam). Drama ini diperankan oleh Gong Hyo Jin dan Lee Sun Gyun, kalau mau tau yang mana artisnya, klik aja namanya ya. Saya juga sebenarnya bukan fanatik drama korea cuma beberapa aja yang diikutin hehe. Tapi kalau sudah ngikutin beberapa episode dan ketagihan, seharian atau dua hari maksimal pasti langsung tamat :p Apalagi kalo aktornya ganteng hahahahha. Ups!

Oke, kita mulai bahas resepnya ya. Sebenarnya, kalau mau yang sehat dan bener-bener dari dasar, kamu bisa coba pakai tomat yang dipotong-potong terus direbus untuk sausnya. Berhubung saya orangnya agak malas dan paling ngga suka ribet, jadi saya cari saus tomat botolan yang bahan-bahannya segar dan tidak pakai bahan kimiawi yang aneh-aneh maka jatuhlah pilihan saya pada San Remo Tomato and Basil. Sampai sekarang, pilihan saya belum berubah dan masih cinta mati sama San Remo ini. Selain bahan-bahannya fresh, San Remo ini ada ICCV atau gampangnya sudah ada sertifikat halal, jadi bagi saya yang muslim tidak ragu dan resah lagi deh.

Penyelamat disaat lapar tapi mau makan enak dan cepat :D

Ceritanya, kadang saya suka mixed San Remo ini dengan La Fonte Bolognese sauce yang ada printilan daging sapinya kalau lagi pengen aja. Oh iya, itu ada keju Parmesan bubuk yang bisa ditemui di supermarket terdekat. Tapi yang ini saya bawa dari jaman masih tinggal di BSD, biasanya saya beli di Superindo Teras Kota. Keju Parmesan ini sebenarnya belum ada label halalnya tapi saya insyaAllah percaya, dari kandungan bahan yang tertera tidak ada bahan-bahan haramnya.

Arrabbiata Pasta
> skill : Easy
> prep time : ± 10 menit
> cook time : ± 10 menit 

Bahan :
2 genggam/ 1 cup Penne pasta atau bisa pakai spaghetti, fetucinne, apapun yang ada di rumah ^^
3 siung bawang putih (cincang)
1 buah bawang bombay besar atau 2 buah yang kecil
3-4 sdm San Remo Tomato and Basil
1-2 sdm La Fonte Bolognese Sauce (optional)
1 buah tomat besar (dipotong dadu)
1 sdm bubuk cabai
1 sdm blackpepper/merica bubuk (atau sesukanya)
1 sdm kaldu ayam bubuk (sekarang sudah banyak dijual yang tanpa msg lhooo ^^)
olive oil
garam dan gula secukupnya\

*) Jika suka, bisa juga ditambahkan sosis, ayam fillet atau daging cincang. Sebelum dicampur ke dalam pasta, ketiganya di smoked dulu atau ditumis sebentar sampai agak kecoklatan.

Cara : 
1. Panaskan air di panci, tambahkan garam dan olive oil kira-kira 1 sdm. Saat mendidih, masukkan penne dan sesekali aduk agar tidak menempel. Rebus kurang lebih 10 menitan sampai al dente (tidak terlalu matang). Tiriskan dan siram dengan air dingin. 

2. Panaskan pan dan tambahkan 1 sdm olive oil. Tumis bawang bombang dan bawang putih sampai agak kecoklatan. Masukkan semua saus, potongan tomat, dan kaldu bubuk. Aduk sebentar lalu masukkan pasta yang sudah ditiriskan tadi. Tambahkan garam, gula, bubuk cabai, dan blackpepper secukupnya atau sesukanya.* Masak hingga saus asat atau meresap sempurna. 



3. Sajikan di piring dan bisa ditambahkan keju parmesan atau bawang goreng. Kalau saya paling suka ditaburin daun basil kering, bubuk cabai atau chili flakes, dan keju parmesan. Jadilah Arrabbiata Pasta!


Selamat makan! Selamat mencoba! ^.^







29.10.15

Semangkuk Hujan

Tiada sapa, hanya senyummu
Tiada sentuh, hanya pelukmu
Tiada tawa, hanya bisikmu
Tiada peluh, hanya tubuhmu

Berdua berhadapan
Bertatap membelakangi dipan
Bertukar kecupan
Bernyanyi bersama senja, kelam

Biarlah..
Hidup maunya mewah
Dan tawa tak lagi renyah
Baik begini, bukannya menyerah

Rintik diluar genting
Bergoyang dua-duanya anting
Tertiup hembus sejukmu, bersanding
Walau hujan hanya secanting

Tiada harta bergelimang
Cukuplah kamu untuk bersandang
Apalah arti dunia
Kalau cinta bukanlah dia



Kudus, 29 Oktober 2015
14:24



Terinspirasi alunan 'Dan Hujan' dari Gardika Gigih Pradipta.

2.4.15

Istri Rumah Tangga


I have become a housewife and there is no better job - Celine Dion

 Sudah genap sebulan saya resign dari pekerjaan yang sudah digeluti selama kurang lebih 3 tahun terakhir. Seperti yang saya sampaikan pada postingan sebelumnya, ini bukan keputusan yang mudah. Terlebih ini merupakan pekerjaan pertama saya sejak lulus kuliah. Ini juga bukan keputusan mudah karena saya harus merubah semua pola pikir dan pola hidup saya setelah resign. Dan.. here i am :)

Menjadi istri rumah tangga (IRT) bukan juga hal yang mudah. Saat masih bekerja kantoran, saya terbiasa bangun siang dan pulang malam. Suami selalu bangun lebih pagi dari saya dan kadang sampai di rumah lebih dulu daripada saya. Padahal, kantornya berada di Cawang sementara kantor saya berada di BSD, lebih dekat. Namun, tidak dipungkiri, pekerjaan saya yang menuntut untuk multitasking dan kadang naik turun tangga membuat saya lelah. Hal ini sudah menjadi pembahasan dan sempat beberapa kali menjadi topik pertengkaran antara saya dan suami. Iya, mana ada suami bangun lebih dulu daripada istri lalu membuatkan sarapan dan sampai di rumah sebelum istri pulang dan harus beli makan malam juga untuk berdua. Bukannya saya ngga mikir, dari awal menikah saya sudah pikirkan ini, dan suami mendukung saya tetap bekerja asalkan tahu porsinya dan tetap bertanggung jawab sebagai istri. Buktinya, saya malah.. ya gitu deh..

Semenjak saya resign, begitu banyak perubahan terjadi dalam kehidupan saya dalam berumah tangga dan juga di dalam diri saya sendiri tentunya. Kini, setiap pagi saya selalu bangun untuk membuatkan madu hangat untuk suami sebelum berangkat kerja. Kadang saya juga buatkan bekal kalau kami tidak bangun kesiangan. Suami pun selalu berangkat kerja dengan senyum, pulang kerja pun selalu tersenyum selelah apapun dia hari itu. Katanya,"Senang deh, pulang kerja udah ada istri di rumah yang nungguin."

Perubahan dalam diri sendiri juga berangsur membaik. Saya lebih sering bangun pagi. Kadang setelah suami berangkat kerja, saya baru tidur lagi (jika malam kurang tidur atau sulit tidur), atau mungkin yoga di rumah, cardio plus pilates, kadang menulis, membaca buku, mengupdate social media, update berita nasional, membersihkan rumah, dan masih banyak lagi. Oh iya, walaupun resign, saya masih tetap yoga di kantor bersama teman-teman setiap Rabu malam :) I am blessed. Thank you, Allah SWT.

Saya juga merasa kalau semenjak resign, saya menjadi lebih terbuka wawasannya. Selain melalui buku atau novel yang masih dalam proses 'dihabiskan', saya jadi lebih sering dan intens menonton berita di stasiun tv dan melalui browsing. Jadi, kalau dulu papa saya suka ngeledekin saya ngga peka sama berita nasional atau internasional atau tentang beliau dan kantornya, kini saya kadang lebih dulu update dibanding adik atau mungkin papa saya sendiri hehehe. Saya juga jadi lebih sering nonton tv, ini bagian buruknya. Tapi kini saya berusaha membatasinya. Mulai bulan ini saya akan belajar lebih disiplin lagi membagi waktu di rumah. Pagi akan lebih saya fokuskan untuk membersihkan rumah, santai saat makan siang (masak atau beli di warteg dekat rumah tidak masalah), lalu menulis dan membaca buku sebanyak-banyaknya saat waktu senggang.

Setelah resign, saya memang jadi tidak sering bertemu teman-teman, terutama teman kantor. Tapi itu membuat saya menjadi lebih menghargai komunikasi. Baik itu bertemu secara langsung setiap Rabu ataupun melalui social media. Dan saya jadi makin terbuka pandangannya, mana yang memang teman, mana yang palsu, mana yang hanya pura-pura. Iya, semua jadi makin terlihat jelas.

Menjadi istri rumah tangga juga kadang galau pada masalah keuangan. Saya sekarang menjadi lebih sensitif dalam mengeluarkan uang dan peka terhadap harga barang. Ini adalah salah satu perubahan baik yang saya rasakan. Setiap belanja bulanan, saya buat pembukuan yang lebih rapi lagi dan saya bisa lihat perbandingan harga antara satu supermarket dengan yang lainnya. Untuk soal jajan juga, apalagi kan saya sekarang benar-benar menjadi tanggungan suami. Tapi, Alhamdulillah, rejeki memang sudah diatur olehNya. Justru setelah saya resign, saya selalu merasa cukup, bahkan kadang ada tabungan lebih dari uang bulanan dari suami dan uang jajan saya. Padahal, dulu saat saya bekerja, rasanya selaluuuuuu saja kurang. Padahal gaji saya tidak diutik-utik untuk keperluan rumah tangga tapi menabung itu rasanya sulit sekali. Memang benar, syukur adalah kuncinya. Mau sekaya apapun manusia kalau tidak pandai bersyukur, dia pasti akan selalu merasa kekurangan. Karena dia hanya fokus pada apa yang tidak dimilikinya, bukan pada apa yang dimilikinya.

WOW! Keren ya bahasa saya hahahahahahhaa

Well, menjadi istri rumah tangga bukan berarti juga hanya beres-beres rumah, memasak dan mengurus suami. Saya masih menyelinginya dengan menulis, mengejar cita-cita menjadi penulis. Semoga bisa terwujud, amiinn..

Jadi, untuk kamu-kamu yang mungkin senasib atau hampir mirip lika-likunya dengan saya, jangan takut untuk berubah dan membuat keputusan. Kalau ragu terus menhampiri, berdo'a dan coba pejamkan mata, pikirkan semua yang ada di sekitar, mana yang lebih penting dan mana yang hanya kebutuhan sekunder. InsyaAllah, kamu akan menemukan jalanmu. Apapun itu keputusanmu, jangan pernah lupa untuk bersyukur dan tetap menyayangi suami, karena dia kini istilahnya 'atasan'mu. Bukan boss di kantor ataupun Manager yang galak atau Direktur yang menggajimu. Ridho dan bahagia suami adalah kelapangan hati dan jalan untuk istri dalam mengejar Surga.

Once you make a decision, the universe conspires to make it happen. - Ralph Waldo Emerson.





9.3.15

Quotes of the day

"Be brave. Even if you're not, pretend to be. No one can tell the difference. Don't allow the phone to interrupt important moments. It's there for your convenience, not the callers. Don't be afraid to go out on a limb. That's where the fruit is. Don't burn bridges. You'll be surprised how many times you have to cross the same river. Don't forget, a person's greatest emotional need is to feel appreciated. Don't major in minor things. Don't say you don't have enough time. You have exactly the same number of hours per day that were given to Pasteur, Michaelangelo, Mother Teresa, Helen Keller, Leonardo Da Vinci, Thomas Jefferson, and Albert Einstein. Don't spread yourself too thin. Learn to say no politely and quickly. Don't use time or words carelessly. Neither can be retrieved. Don't waste time grieving over past mistakes Learn from them and move on. Every person needs to have their moment in the sun, when they raise their arms in victory, knowing that on this day, at his hour, they were at their very best. Get your priorities straight. No one ever said on his death bed, 'Gee, if I'd only spent more time at the office'. Give people a second chance, but not a third. Judge your success by the degree that you're enjoying peace, health and love. Learn to listen. Opportunity sometimes knocks very softly. Leave everything a little better than you found it. Live your life as an exclamation, not an explanation. Loosen up. Relax. Except for rare life and death matters, nothing is as important as it first seems. Never cut what can be untied. Never overestimate your power to change others. Never underestimate your power to change yourself. Remember that overnight success usually takes about fifteen years. Remember that winners do what losers don't want to do. Seek opportunity, not security. A boat in harbor is safe, but in time its bottom will rot out. Spend less time worrying who's right, more time deciding what's right. Stop blaming others. Take responsibility for every area of your life. Success is getting what you want. Happiness is liking what you get. The importance of winning is not what we get from it, but what we become because of it. When facing a difficult task, act as though it's impossible to fail."
- Jackson Brown Jr.

5.3.15

61 hari

2015

Awal tahun yang penuh pelajaran hidup..

Akhir Januari kemarin, tepatnya tanggal 28 Januari, saya mengalami keguguran. Sementara itu, 28 Februari kemarin, secara resmi saya resign atau berhenti bekerja dan memutuskan untuk menjadi full time housewife sekaligus menjalani masa recovery di rumah. Dan kemarin, pernikahan kami memasuki tahun ke-3.

Keguguran (/ke·gu·gur·an/ )

Membacanya saja rasanya menyeramkan ya?
Keguguran itu sendiri adalah keluarnya janin dengan tidak disengaja sebelum waktunya lahir (sumber : kbbi )
Selasa, 27 Januari 2015, saya dan suami cek up ke obgyn di RS Hermina Serpong. Setiap Selasa, sebulan sekali harusnya menjadi jadwal rutin untuk check up ke obgyn. Namun, belum satu minggu, saya dan suami harus kembali karena saya mengalami pendarahan ringan sejak Sabtu sore, 24 Januari 2015. Saat cek up itu, dokter dan kami berdua sudah bisa melihat si janin (Alhamdulillah), kecil, mungil, dan terlihat lemah. Saat itu juga dokter sebenarnya sudah menyatakan tidak mendengar atau melihat adanya detak jantung dari janin. Namun, beliau memberikan saya opsi, mau dilihat perkembangannya atau mengikuti saran yang sudah seharusnya, yaitu kuret (mengeluarkan janin yang sudah tidak berkembang/mati, karena saat seperti itu, tubuh mengenali janin sebagai benda asing yang berbaya bagi kesehatan dan kelangsungan si ibu). Akhirnya, saya memutuskan untuk melihat perkembangannya seminggu lagi, jika memang tidak berkembang maka ya sudah, mungkin itu sudah jalannya. Disini, dokter Nina juga menguatkan saya dan suami agar mempersiapkan mental untuk yang terburuk (mengingat ini kehamilan pertama setelah hampir dua tahun menikah) tetapi tetap tawakal kepada Allah SWT, karena Dia adalah Sang Maha Pengatur.

Dokter pun masih menaruh harapan besar bahwa hasil cek up ini mungkin hanya karena keterbatasan indera beliau dan kami sebagai manusia, karena sebelumnya, saat cek up pertama kali dengan beliau pada 13 Januari 2015, dokter tidak melihat adanya kantung hamil, saya bahkan sampai harus di test pack ulang di lab rumah sakit dan hasilnya positif. Disitu dokter mengungkapkan kekurangannya sebagai manusia dan memberikan masukan positif agar saya dan suami tetap tawakal dan harus kembali minggu depannya. Saya pun cek up pada 22 Januari 2015 dan disini dokter sudah bisa melihat kantung hamil, tapi lebih dari 1, bahkan dari hasil usg, kami berempat (termasuk bidan yang mendampingi) melihat ada 3-4 kantung hamil. Disni dokter khawatir saya mengalami hamil mola atau hamil anggur (hamil bohongan dan lebih mengarah pada tumor jinak yang jika tidak dikeluarkan segera akan mengancam kesehatan dan nyawa si ibu). Maka dari itu, dokter menyarankan saya kembali lagi pada tanggal 3 Februari 2015, jadi di observe dulu apakah benar dugaannya atau salah. Namun, karena saya mengalami pendarahan pada Sabtu, 24 Januari maka kami percepat cek up pada tanggal 27 Januari. Ternyata, lagi-lagi, kami sebagai manusia dikejutkan dengan terlihatnya janin mungil sepanjang kurang lebih 1,3 cm. Sayang, detaknya tidak terasa, terlihat, ataupun terdengar. Maka, dokter menyarankan kami untuk kembali minggu depannya. Lagi-lagi, untuk diobserve.

Rabu pagi, semua berjalan lancar sampai setelah makan siang sekitar pukul 13.30, saya merasakan sakit yang amat sangat di perut bawah. Rasanya seperti tiba-tiba perut bawah dicengkeram dengan hebat dan ditimpa batu besar. Saya hanya bisa duduk sembari meluruskan kaki di atas meja, beruntung ada adik yang menemani di rumah saat ini. Sekitar pukul 15.00, saya memutuskan untuk mandi karena sejak pagi belum mandi hehehe, saat itu perut masih sakit tapi sudah agak mendingan dari sebelumnya, hanya saja saya harus berjalan bungkuk dan mandi sembari duduk. Pukul 16.00, perut mendadak kram lagi dan sakit menyerang sampai rasanya lemaaass banget badan ini. Di saat sakit, saya merasa ingin buang air kecil, tapi karena takut (berdasarkan blog dan cerita di forum juga cerita tante dan teman yang sempat keguguran, sakit yang saya alami mengarah kesana) jadilah saya menahan pipis sampai suami pulang, sekitar pukul 19.30. Saya pun buru-buru berjalan ke toilet walau pelan seperti kura-kura sembari bungkuk. Benar saja, saat buang air kecil, saya melihat ke bawah dan menemukan gumpalan darah sebesar setengah genggam tangan orang dewasa. Kaget, saya berteriak histeris memanggil suami dan adik. Shock? Banget! Saya takut gumpalan darah itu adalah janin yang keluar, suami pun saya mintai tolong untuk mengambilnya tapi tidak bisa karena gumpalan tersebut hancur saat berusaha digapai dan digenggam. Sementara saya syok dan menangis tersedu-sedu, suami menelpon dokter Nina dan adik membantu menyiapkan baju untuk saya ke dokter. Ya, walaupun mental sudah disiapkan jauh-jauh hari, apa yang saya alami malam itu tidak akan terlupakan. Sakitnya tidak tertahankan (beruntung, saya juga tidak pernah merasakan sakit saat haid, eh, pernah sekali saja, saat Oktober 2014. Sebelum atau sesudahnya belum pernah).

Sesampainya di Hermina Serpong, saya langsung disambut bidan dan diantar ke ruangan dokter Nina. Disitu saya di usg dan hasilnya, pembuluh darah yang tersambung ke plasenta memang sudah tidak ada (sudah terlebih dahulu luruh saat saya buang air kecil) sementara janin dan kantungnya masih ada di rahim. Lalu dokter mencoba memasukkan jarinya ke dalam mulut rahim dan menyatakan kalau saya baru pembukaan satu. MasyaAllah, pembukaan satu saja sakitnya seperti ini, apa kabar yang melahirkan sampai bukaan sembilan atau sepuluh? Malam itu juga diputuskan untuk dipasang laminaria (alat untuk membuat pembukaan pada rahim-bisa coba googling) dan di kuret esok paginya. Dokter merasa prihatin karena saya tidak bisa berhenti menangis dan masih tersedu-sedu saat beliau menjelaskan prosedurnya ke suami.

Sakit belum berhenti. Saya diantar ke ruang bersalin sembari menunggu ruangan untuk menginap disiapkan dan dokter menyiapkan alat-alat untuk memasang laminaria agar terjadi pembukaan. Dokter dan bidan sudah saya tanyai berkali-kali, apakah akan sakit saat dipasang laminaria? Jawaban meraka tetap sama,"Iya, sedikit, Bu," dengan senyum manis. Oke, saya percaya saja. Saat masuk ke ruangan seperti ruang bersalin dengan alat-alat melahirkan, saya diminta duduk di kursi yang biasa untuk melahirkan normal sepertinya. Kaki diikat dan dinaikkan (disangga penopang) lalu dokter mulai 'mendongkrak'. Seram ya? Kalau ingat suaranya, memang seperti sedang mendongkrak mobil kalau mogok. Belum lagi sakitnya, saya tidak tahan sampai agak meronta dan hampir menendang bidan yang ada di dekat kaki kanan saya. Tapi dokter yang sabar meminta saya untuk tenang dan rileks agar prosesnya lebih cepat. Oke, pasrah. Sambil sedikit meronta akhirnya laminaria selesai dipasang dan lubang vagina disumpel gulungan kassa dengan banyak betadine. Lalu saya harus pindah ke kamar opname di sebelahnya dengan berjalan ngangkang, ya, bayangin aja ada sesuatu menyumbat lubang vagina dan kita harus berjalan. Mungkin yang terbiasa pakai tampon tau rasanya. Seperti ada yang mengganjal.

Saya habiskan banyak waktu untuk tidur diselingi suntik sana sini dan minum juga makan sebelum jam 5 pagi karena harus puasa. Buang air kecil pun harus ditemani suami, dipegangi, dan jongkok di lantai agar jika terjadi sesuatu tidak langsung masuk ke kloset.

Tibalah waktunya. Pukul 8 pagi saya dipindahkan ke ruang sebelum operasi. Diinfus dan lagi-lagi tidur saja kerjaannya. Kasihan suami, menunggui saya semalaman dan tidurnya tidak nyenyak karena hanya ada kursi lipat. Pukul 9 bidan masuk dan menyuruh saya mengganti baju dan kami (saya, suami, adik, juga bidan) sempat bersenda gurau dulu agar tidak tegang. Pukul 10, saya dibawa ke ruang operasi dan cukup norak karena saya belum pernah masuk ruang operasi sekalipun (pernah satu kali saat dilahirkan di dunia dulu :p). Lampunya besar, tangan saya diikat agar tidak bergerak karena yang kiri diinfus dan kanan dipasangi alat penghitung detak jantung dkk, kaki diangkat lagi dan diikat, bidan mondar-mandir, satu bidan berbadan besar menemani saya sembari menunggu dokter anestesi dan dokter Nina. Tiba-tiba dia bertanya ramah,"Tegang ya, Bu?" Rasanya ingin jawab,"Menurut lo?!" Tapi saya hanya bisa tersenyum canggung. Dokter anestesi pun masuk dan seperti menyuntikkan sesuatu. Dia mengajak saya mengobrol dua menit kemudian,"Berat badan ibu berapa?" Hah? Ngga salah pertanyaannya? Kan ada recordnya? Tapi saya tetap jawab,"68kg, dok." Dokter pun bergurau,"80 kg kali, salah itu timbangannya." Entah kenapa saya merasa gurauannya lucu lalu tiba-tiba semua berbayang dan saat bangun saya sudah di kamar sebelumnya. Kepala terasa pusing muter-muter dan haus sekali. Setelah minum beberapa teguk saya tertidur kembali. Akhirnya bidan membangunkan saat pukul 12.00 karena kalau tidur terlalu lama malah jadi bahaya, nanti ngga bangun lagi. Merasa agak bugar, saya diperbolehkan pulang dan lapar menyerang. Kami bertiga pun menuju Hoka-hoka bento BSD Square. Tapi saat sampai disana, rasa lapar hilang dan tangan gemetaran tidak bisa memegang sumpit. Akhirnya sisa hari itu saya habiskan dengan istirahat.


Kata suami, janin kami berwarna putih dan berbentuk seperti pilus tapi agak kecil sedikit dan saat ini masih ada di lab untuk diobservasi penyebabnya. Hipotesa dokter karena memang kualitas janin lemah, jadi saat sperma bertemu sel telur, keduanya dalam keadaan tidak prima ditambah kesibukan saya saat bulan Desember dan harus naik turun tangga beberapa puluh kali dalam seminggu jadilah penyebabnya. Ikhlas, hanya itu sugesti untuk diri sendiri. Walau nyatanya saya butuh seminggu untuk menerima semuanya. Itulah perjuangan untuk menjadi seorang ibu, itulah mengapa pula disebutkan bahwa 'Surga ada di telapak kaki ibu.'

28 Februari 2015

Setelah 3 tahun, 6 bulan bekerja di EF English First BSD, akhirnya saya memutuskan untuk berhenti demi mengejar cita-cita untuk menjadi penulis, aktif kembali menulis, mengurus suami yang sempat tak terurus, mengurus rumah, dan menyembuhkan diri sendiri. Ya, kalau secara psikologis, saya masih dalam masa pemulihan. Dan tidak disangka-sangka, saya mendapat kejutan di hari terakhir bekerja. Saya dikerjai habis-habisan walau kata teman-teman kemarin rencana tidak berjalan seutuhnya tapi saya sudah merasa K.O. Wajah cemong, tapi semua terlihat bahagia.

Berat rasanya, tapi keputusan sudah saya ambil. Namun, jika ada waktu luang, saya masih bisa part time di sana, begitu menurut Ibu Menejer dan teman-teman yang lain. Saya merasa sangat berterima kasih atas kejutan dan kebahagiaan yang dirasa. Allah memang maha baik.

Surprise, surprise!! ^.^ (23 Februari 2015 saat ultah)

Another surprise!!! (Abaikan wajah dakocan saya)

My EF team :')

With lovely friends :)

Begitu banyak memori yang mungkin tidak akan saya temukan di kantor lain. Bahkan saat saya menyerahkan surat pengunduran diri, Ibu Menejer tertawa dan berkata,"Ini pertama kalinya kamu bikin surat ini ya?" Thank you so much, guys! *kiss

2 Maret 2015

Pernikahan saya dan suami memasuki tahun ke-tiga. 2 Maret kemarin kami habiskan berduaan saja di rumah. Benar-benar quality time :)



Suami tidak masuk kerja karena saya memang kurang sehat, batuk sudah seminggu lebih dan setiap sore suara pasti hilang sampai malam. Paginya bersin-bersin dan batuk-batuk lagi. Setelah ke dokter langganan sejak saya kecil, kami pergi makan malam di Taman Jajan BSD, bubur malam itu terasa enak sekali (entah karena lapar atau karena makannya di hari spesial bersama suami tercinta ya hehehe).

2 tahun bukan waktu yang sebentar, suk-duka, senang-sedih, naik-turun, semua kita rasakan dan jalani bersama. Let's grow old and traveling around the world togetherStay with me through our up and down, baby. I love you! *smooch 

Itulah 61 hari pertama saya di 2015 ini... Alhamdulillah hidup saya dikelilingi orang-orang baik hati yang saya sayangi dan insyaAllah menyayangi saya juga :)

Semoga apa yang saya bagi disini bisa bermanfaat bagi kalian dan semoga kalian para calon ibu, senantiasa diberi kesehatan. Thank you, Allah. I am nothing without You.

"Once you make a decision, the universe conspires to make it happen." - Ralph Waldo Emerson.





2.2.15

Desember 2014, perpisahan dan kehamilan

"Motherhood is a dream. It really is absolutely amazing." - Jessica Simpson

Desember 2014 jadi bulan yang super spesial bagi saya. Kenapa? Karena di bulan tersebut banyak hal terjadi dan sangat berpengaruh pada hidup saya. Dimulai dari keberanian saya untuk resign dari pekerjaan yang sudah saya geluti sejak September 2011, meninggalnya nenek tercinta, dan kabar kehamilan. Yuk! Coba kita track back lagi sambil nostalgia :)

Sebenarnya saya mengajukan resign kepada ibu boss di kantor pada akhir November dan di approve per awal Desember dengan pesan dari beliau,"Semoga kamu berubah pikiran ya." Well, 3 tahun bukan waktu yang cepat. Jadi ngga kebayang nanti hari terakhir saya bekerja di akhir bulan Februari 2015 ini akan seperti apa. Hmmm..

5 Desember 2014 jadi salah satu tanggal berduka bagi saya dan keluarga. Nenek tercinta (baca : Ibu, karena sejak kecil saya memanggil beliau dengan Ibu) meninggalkan dunia fana untuk kembali kepadaNya. Ibu sudah lama mengidap diabetes dan memang hampir semua kakak-kakaknya meninggal karena diabetes. Namun, seiring waktu, penyakit yang bersarang di dalam tubuhnya mengalami komplikasi, menyerang ginjal, jantung, hingga fisiknya yang habis digerogoti penyakit. Yasudahlah ya, sebenarnya Alhamdulillah juga karena akhirnya Ibu tidak perlu merasakan sakit lagi dan bisa beristirahat dengan tenang disisiNya. Hanya saja, pesan dari Etek (baca : tante, Etek adalah panggilan untuk tante dari bahasa Padang) dan Pakde saya di detik-detik dan hari-hari sebelum Ibu meninggal membuat saya sedih. Ibu memang sudah bertanya pada saya sejak November,"Kapan mau ke sini (Magelang)? Ibu kangen." Kebetulan suami memang mengajak saya berkunjung ke rumah orang tuanya di Kudus, jadi ada kesempatan untuk mampir ke Magelang, saat itu Ibu senang. Namun, seiring waktu semua berubah. Cuti yang habis dan keuangan serta harga tiket yang sejak November sudah melambung tinggiii sekali membuat saya dan suami mengundur rencana tersebut ke Januari 2015. Ibu terus bertanya pada Etek dan Pakde saya, kapan saya akan datang, mereka pun menjawab apa adanya sehingga Ibu pun berkata dalam bahasa Jawa,"Kok kasihan sekali, sana cepat kirimi uang untuk Icha supaya bisa kesini." Sebegitu kangennya dengan saya :'(

Untuk tiket sebenarnya saya dan suami punya uang cadangan tapi ada keperluan lain sehingga harus menunda kepulangan ke Kudus dan Magelang. Namun, Tuhan berkehendak lain. Takdir tidak bisa diubah untuk yang satu ini. Di Jum'at malam, 5 Desember 2014, saat saya dan adik akan makan malam malam di rumah papa, tiba-tiba ada telepon masuk dari Pakde. "Ibu meninggal, Cha." Saya dengar jelas suaranya Pakde malam itu tapi karena tidak percaya, saya tertawa dan malah menganggapnya bercanda. Pakde tetap meyakinkan bahwa Ibu meninggal dan saya harus tabah juga kalau bisa beri tahu papa saya yang masih di kantor karena sulit sekali dihubungi. Malam itu juga kami mencari tiket dan esok Subuh kami berlima berangkat menuju Magelang. Sedih sekali, yang biasanya saya disambut Ibu di depan pintu rumahnya setiap berkunjung ke Magelang, pagi itu rangkaian bunga duka citalah yang menyambut saya, juga lantunan Surat Yassin dari tamu yang hadir. Tangis tidak bisa dibendung, kami berlima tersedu-sedu dan Almarhumah Ibu terlihat seperti sedang tertidur pulas, hanya saja kulitnya dingin dan pucat. "Ikhlas, Bu. Aku ikhlas. Istirahat yang tenang ya, Bu. Sudah ga sakit kan?" Kemudian saya usap pipinya yang halus.

Menurut cerita dari Etek yang selalu berada di sisi Ibu sampai detik-detik napas terakhirnya, Ibu masih sempat menanyakan saya dan menyuruh Etek mengirimkan uang agar saya bisa ke Magelang secepatnya. Tepat jam 7, setelah adzan Isya, Etek mengingatkan agar Ibu sholat Isya lalu berbisik di telinganya (rutinitas setelah sholat) dan menyuruh Ibu mengikutinya membaca 2 kalimat Syahadat. Lalu Ibu seperti menarik napas panjang dan tertidur pulas menghadap kanan. Etek pun keluar kamar ICU digantikan Pakde. Belum banyak melangkah keluar ruangan, Pakde berteriak memanggil Etek dan mengatakan,"Ibu ngga napas, Njas," dengan nada panik. Dan benar saja, Ibu sudah berpulang malam itu dengan tenang dan dalam Islam, mudah-mudahan khusnul khatimah, amiinn.

Masih di Magelang, banyak sanak saudara berkumpul dan sebagian sepupu juga adik kandung dan adik ipar Ibu menanyakan kehamilan saya. "Kapan ini batinya (isi/hamil)?" Saya hanya bisa tersenyum disambut iringan do'a dari para mbah,"Mugi-mugi, cepat isi yaaa." 

Malamnya, di hari yang sama setelah tahlilan, Dita, suami saya sempat bergumam sambil mengelus-elus perut saya,"ini ada dedeknya ga siiihh?" Hehehe mana saya tahu, terlambat haid saja belum, tapi feeling suami mengatakan kalau saya hamil.

Sepulangnya dari Magelang, pada Sabtu, 13 Desember 2014, saya yang sudah terlambat haid 6 hari mencoba tes kehamilan dengan testpack. Hasilnya pun samar. 
Pagi itu langsung saya bangunkan suami yang masih tidur dan dia tersenyum senang,"Kita coba lagi ya minggu depan." Tepat di Sabtu, 20 Desember 2014, saya coba test lagi dan kali ini menggunakan test pack yang tidak perlu celup-celup dulu. Hasilnya? Masih samar.

Saya pun coba googling. Ternyata sebagian orang bialng, samar berarti saya positif hamil hanya saja kadar hCG (Human Chorionic Gonadotropin) atau glikoprotein yang dihasilkan plasenta/embrio/bakal janin masih sedikit sehingga hasilnya samar. Karena testpack sendiri memiliki keskuratan sekitar 95-99,5%. Maka dari itu, setelah libur natal dan Tahun baru nanti saya dan suami berencana ke dokter kandungan untuk memastikan apakah benar saya hamil atau tidak. 

Sejak hari itu saya coba cari tahu dokter kandungan yang oke di sekitar BSD/Serpong dan kalau bisa perempuan karena saya risih jika dengan dokter laki-laki, suami pun setuju dengan saya. Akhirnya kami putuskan untuk cek kehamilan di RS Putra Dalima dengan dr. E. Rohati, SpOG atau dr. M. Taufik Ch, SpOG pada Selasa malam atau Sabtunya, pada 27 Desember 2014.

Senin, 22 Desember 2014 flek tiba-tiba keluar dan saya panik. Sebenarnya pada 13 Desember 2014 flek juga keluar karena saya naik turun tangga lebih dari 10 kali (saat acara Colour Your Day EF 2014). Saya hubungi suami dan dia menenangkan saya karena kalau menurut mbah google, flek muncul bisa jadi karena plasenta sedang menempel pada dinding rahim. Lagi-lagi mbah google yang serba tahu memberikan ilmu baru pada saya dan suami. Hari Selasa, flek kembali muncul dan saya makin panik, tapi karena saya banyak pekerjaan, saya tidak sempat ke dokter malam harinya dan coba mencari tahu lagi melalui google. Rabu, 24 Desember, flek masih muncul dan perut agak kram. Saya panik bukan main karena beberapa artikel menuliskan bahwa itu adalah tanda-tanda keguguran. Saya hubungi suami dan dia coba menenangkan saya lagi dengan memberikan artikel yang dia baca agar saya tenang. Kamis, flek agak berkurang karena saya hanya di rumah tapi tetap muncul warna kecoklatan sedikit. Pada Jum'at, saya pergi bersama teman-teman ke Bintaro Xchange tapi perut semakin kram dan flek masih saja muncul bahkan tambah banyak (full satu pantiliner). Akhirnya saya janjian di stasiun rawa buntu dengan suami untuk kemudian ke dokter karena kramnya agak nyut-nyutan. Hujan deras sempat menahan kami selama 2 jam disana tapi akhirnya kami bisa ke dokter dan kebetulan yang praktek adalah dr. Taufik. Setelah di usg dan ditanya-tanya kurang lebih 10 menit, saya dinyatakan hamil dan diberi resep vitamin dkk. Saat saya ceritakan saya flek sudah sejak senin, mimik wajah dokter langsung berubah dsn menyuruh saya untuk bedrest karena itu indikasi keguguran. Sediiihh bukan main, sambil menunggu ruangan dan infus, saya duduk di ruang pendaftaran bersama suami. Mencoba menenangkan saya yang tidak berhenti menangis, suami mengelus-elus rambut saya tapi saya tepis sehingga ada sekumpulan keluarga di pojokan yang kemudian berbisik-bisik, mungkin mereka pikir saya hamil diluar nikah hahahahahaha.

Plasenta yang hampir gugur karena saya terlalu sibuk bekerja :(

Singkat cerita, 4 hari bedrest total di rumah sakit, setiap hari saya disuntik penguat (agar plasenta kuat) dan antibiotik juga minum beberapa obat penguat juga vitamin, saya boleh pulang (sebenarnya agak maksa karena dokternya sempet menahan saya tapi tidak dengan alasan apa-apa). Karena ngga betah akhirnya saya pulang ke rumah papa untuk sementara, karena suami khawatir kalau di rumah kontrakan, selain tidak ada yang menjaga, toiletnya jongkok sementara saya tidak boleh jalan-jalan kecuali untuk buang hajat dan mandi. 

I am a mother to be :) Alhamdulillah..

10.11.13

Hello, World!



Hai!

Rindu saya? Rindu tulisan saya? Rindu sajak dan puisi saya? Hahaa.. yang pasti saya rinduuuuu sekaliii menulis, mengisi, dan berbagi di blog ini.

Setahun belakangan menjadi tahun yang cukup menguji saya pribadi. But, Hey! I'm still alive!

Bukan karena penyakit atau apa, tapi yaa, seperti kata banyak orang dan pepatah 'People Change'. Semua orang pasti merasakan dan melakukan perubahan dalam hidupnya, itu pasti, baik disengaja ataupun tidak. Dan kalian tahu? I'm a married woman now! Woohoo! Alhamdulillah :D

Banyak sekali yang ingin saya bagi disini. Dan baiknya mungkin satu per satu ya supaya tidak bertubrukan hehee..

P.S. I'm still a girl who loves to write and adores pictures and photographs *smooch*

28.12.12

2012

Hello, people.. I'm back! Woohoooo \^.^/

Lamaaa sekali tenggelam dalam kesibukan yang sebenernya tidak ada. Maksudnya yaa.. kesibukan yang sebenarnya bukan kesibukan, ya begitulah.

Banyak kejadian yang terlewatkan di blog ini. Bukannya tidak sempat menulis tetapi kadang saat sudah membuka lembar entri ini, rasanya blank. Kosong. kedua mata menatap ke layar putih blog dengan seisi kepala yang berkelebatan pemikiran dan monolog untuk bisa ditulis.

5 menit pertama...
Kedua mata masih memandang blog kosong dengan alis mengkerut.

10 menit kemudian...
Saya menggigit-gigit bibir bawah mencari kata-kata dan kalimat pembuka.

20 menit lewat..
*sign out*

*sigh*
Begitu saja? Yup. Itu yang saya alami sejak terakhir posting. Tapi tidak usah gusar, jangan khawatir, tidak perlu panik (siapa pula yang panik?) Oh, God! *tepok jidat tetangga sebelah*

Apa saja yang sudah saya lewatkan? Yang terlewat maksud saya. Hmm.. sebenarnya saya sibuk bekerja dari Senin sampai Sabtu. Yayaya, Sabtu masuk, sodara-sodara. Tapi sudah biasa sih, semenjak kuliah dari semester satu sampai lulus pun saya selalu kebagian kuliah Sabtu, jam 7.20 pagi. Jadiii.. kerja di hari Sabtu itu sudah biasa. Yang bikin senang, kantor saya dekat rumah jadi leluasa dan tidak perlu grusak-grusuk kalau kesiangan hahahaaha..

Baiklah, mari ke sesi serius.

Kalau menurut perhitungan masehi, sekitar tiga hari lagi kita semua umat di seluruh dunia akan meninggalkan tahun 2012 dan memasuki kehidupan baru di 2013. Pastinya banyak hal terjadi di tahun ini. Dari yang sedih sampai yang bahagia. Dari yang terduga sampai yang bikin SYOK! I''ve been there :P Yuk, mari kita beberkan apa saja yang sudah kita lewati di tahun ini. Saya akan coba membahas yang saya ingat sekarang ini hehehe.. Ini mungkin tidak berurutan tapi sangat bermakna bagi saya (ya iyalah, saya yang menjalani dan melewatinya)

1. Kado ulang tahun di 2012 ini adalah omelan dari bos.
    Kenapa? Sebagai seorang admin, saya melakukan kesalahan fatal sampai harus mengulang sekitar tiga ratusan sertifikat untuk di print ulang. Yes. I am the only one tersangka karena saya PIC dan pelakunya. Itu tepat sehari sebelum tanggal 23 Februari. Saya kira ini hanya bercanda, tapi, ini adalah kado sekaligus pelajaran berharga bagi saya. Tidak ada pekerjaan yang sepele, semua ada tanggung jawabnya. Maka, hati-hatilah dalam bekerja tapi tetap cepat, benar, dan penuh tanggung jawab. Beruntung saya tidak harus membayar tiga ratusan sertifikat yang salah itu :D

2. Disiplin.
    Sejak kecil, saya dilatih mama untuk membuat jadwal sehari-hari setiap bulannya. Bahkan hari Minggu pun ada jadwalnya dari awal bangun tidur sampai tidur lagi. Main, nonton TV, mandi, dan belajar ada aturannya. Dan seiring waktu berjalan, bukannya makin disiplin dan bisa bekerja dengan baik, saya malah jadi mahasiswa yang lulus tepat waktu tapi tidak bisa apa-apa. Bahkan sempat menganggur nyaris setahun lamanya! Tapi rejeki dari Allah mengajarkan saya banyak hal. Di kantor pertama ini, saya belajar banyak hal. Dari yang saya kira ini hanya pekerjaan sepele, tapi dari pekerjaan-yang-lokasinya-dekat-rumah ini saya belajar disiplin. Walau tidak menggunakan transportasi kereta lagi, saya jadi lebih berhati-hati dalam mengatur waktu berangkat ke kantor. Mungkin butuh 10 menit dengan motor tapi bisa 15 sampai 30 menit jika menggunakan angkot. Keburu tua kalau naik angkot yang doyan ngetem.

3. Multitasking.
    Pekerjaan saya tidak melulu admin. Menghandle customer pun harus bisa. Disini saya dituntut untuk bisa multitasking dan saya bisa dibilang cukup berhasil walau di dua bulan pertama kerja agak keteteran sampai mewek di rumah karena takut diomelin tiap hari. Tapi ternyata, kerja multitasking itu menguras banyak energi loh. Buktinya, setelah tiga bulan pertama kerja saya turun berat badan sampai 5kg, di bulan ke-4 berat badan saya kembali naik, drastis! --> yang ini bukan kabar baik. Dan terus naiiik sampai sekarang. *pingsan abis lihat timbangan*

4. Belajar Bahasa GRATIS!
    Ini yang utama dan paling utama dari kesukaan saya bekerja di perusahaan ini. Saya bisa belajar bahasa Inggris secara cuma-cuma langsung dari si bule. Ya, memang, awalnya saya sering sekali diomeli oleh DoS (Director of Study a.k.a Kepala Sekolah) karena setiap dia bicara, saya cuma jawab 'YA' tanpa tahu artinya alias sotoy. Yes, Sotoy is my middle name :P dan dia selalu mengadu ke bos kalau saya ini payah dalam berkomunikasi. Lah, gimana mau bisa komunikasi, wong saya saja tidak ngerti dia bicara apa. Ya gitu deh. Dan setahun disini, bahasa Inggris saya meningkat drastis! Woohooo hehehee.

5. Make friend from all over the world & learn how to deal with them at work.
    Salah satu cita-cita saya adalah berkeliling dunia, tentunya setelah insyaAllah bisa naik haji *amiin* :) Dan saya bertemu banyak orang dengan banyak background karena mereka berasal dari beraneka ragam budaya dan negara. Selain dikenal suka traveling, mereka memiliki pengetahuan yang luas. Dari mereka jugalah saya banyak belajar dan merasa malu, ternyata pengetahuan umum saya sangatlah dangkal mengenai bangsa dan dunia ini. Yang tidak kalah penting, bekerja bersama native tidak seperti kita bekerja bersama sesama orang Indonesia. Mereka bekerja cepat dan jika ada yang tidak pas pada tempatnya (sebuah masalah) mereka akan langsung bicara F2F (face to face) dengan yang bersangkutan. Bukan tidak ada kendala, saya masih suka ngambek-ngambekan atau lebih sering diambekin sama mereka hehehee, but I'll do my best *crossed fingers*

Mungkin lima hal utama itu yang bisa saya bagikan malam ini. Bukan berarti tidak ada hal atau kejadian lain yang berarti, tapi mungkin, kesimpulan yang bisa saya tarik di tahun ini, secara personal, saya belajar banyak hal untuk bisa menajdi pribadi yang lebih baik lagi. Allah Maha Baik. Dia tahu yang terbaik bagi umatNya. Saya pun ingat pernah berdo'a untuk bekerja di perusahaan yang tidak mengharuskan karyawannya menggunakan pakaian formal (pakaian kerja khas kantoran), lokasinya kalau bisa dekat rumah, dan saya bisa belajar hal baru di tempat kerja tesebut yang saya sukai tentunya. Dan saya suka bahasa. And here I am, Allah menempatkan saya di tempat yang memang saya minta dariNya. Dan masih banyak lagi do'a yang Dia kabulkan di tahun ini. Terima kasih, Allah :)

Jangan biarkan saya, kami semua menajdi umatMu yang kufur nikmat dan lupa bersyukur. Ingatkanlah kami selalu untuk selalu berdo'a dan beribadah hanya kepadaMu, Ya Rabb. Hanya kepadaMu-lah saya berdoa dan hanya kepadaMu-lah saya kembali. Amiiin ya rabbal'alamiiiin.

Saya percaya. Do'a-do'a saya lainnya dan do'a kita semua selalu di dengar olehNya. Sabar dan tawakal adalah dua hal yang harus kita lakukan. Ada yang cepat dikabulkan oleh Allah, ada yang lamaaa menantinya. Seperti yang sering kita dengar, ada tiga cara yang Allah lakukan atas do'a umatNya.
1. Jika memang baik untuk kita menerima, maka insyaAllah akan segera dikabulkan olehNya.
2. Kadang Allah perlu melihat kesungguhan kita dalam meminta padaNya. Maka janganlah cepat berputus asa, terus bersabar dan tawakal, akan tiba waktunya di saat yang tak terduga do'a kita terkabulkan. Allah Maha Tahu yang terbaik.
3. Jika kita tidak kunjung mendapat jawaban dari do'a, mungkin Allah punya yang lebih baik untuk kita dibandingkan do'a dan kemauan kita. Keep believing and praying.

Semoga semua yang sudah direncanakan tahun depan bisa berjalan lancar, insyaAllah dan kita semua diberkahi kesehatan dan kekuatan juga akal sehat untuk bisa selalu mencari karunia dan berkahNya di dunia sebagai bekal di akhirat. Ampuni kami ya Allah..

I've learned a lot this year. Thank God. And thank you, love :)