25.1.16

Tuna Melt Bruschetta


Akhir Desember sampai awal Januari kemarin rasanya sibuuukk banget, padahal cuma di rumah aja, kerjaan juga itu-itu aja (bebenah rumah dan bersih-bersih juga masak dan main game plus tidur siang #ups!). Dan di masa liburan kemarin saya banyak ngidam makanan yang ngga ada di Kudus T,T Kzl deh! Dan yang lagi bener-bener dipengenin itu yang berbau Italia seperti Garlic Bread, Pizza, Pasta, dan Bruschetta.

Alm. mama saya paling suka yang namanya Bruschetta, kalau ke Hartz Chicken Buffet (sekarang udah ngga ada deh kayaknya), Pizza Hut atau tempat makan yang berbau pizza atau Italia biasanya mama selalu pesan Bruschetta. Bruschetta sendiri menurut wikipedia adalah makan pembuka (appetizer) berupa potongan roti yang diolesi bawang putih dan olive oil lalu ditaburi garam. Semakin berkembang jaman, Bruschetta ini banyak divariasikan toppingnya. Kalau di Indonesia atau negara Asia lainnya (sok tau banget ya saya hahaha) kita mengenal roti yang diolesi bawang putih dengan olive oil atau butter dengan sebutan garlic bread, sementara bruschetta biasanya diberi topping tomat, keju, olive oil, atau bahkan scramble egg/telur orak-arik plus daging asap atau sosis.

Berhubung di Kudus cuma ada Paparonz Pizza-yang saya ngga suka, jadi mau ngga mau bikin sendiri deh. Mau ke Pizza Hut harus ke Semarang dulu, suami pun lagi sibuk banget kerjaannya. Jadilah beli roti tawar dan sekaleng tuna (ceritanya lagi ngidam banget Tuna Melt Pizza-nya Pizza Hut). Tapi ceritanya juga, saya lagi bereksperimen bikin versi agak rendah kalori dan lebih sehat kali ya, karena untuk keju hanya pakai mozarella dan mayonaise saya ganti dengan yogurt. Plus ada tambahan tomat dan bawang bombay. Udah lupa juga sih isinya Tuna Melt Pizza Hut apa aja jadi ya enjoy my recipe! Hihihiii

Tuna Melt Bruschetta
> skill : Easy
> prep time : ± 10-15 menit
> cook time : ± 10-15 menit 
> Qty : 6-10 bruschetta

Bahan :
3-5 lembar roti tawar atau roti gandum --> dipotong menjadi 2 per 1 helai roti
1 tbsp olive oil
1-2 tbsp butter atau margarin
1 kaleng ikan tuna --> saya pakai merk King's Fisher
2 tbsp plain yogurt
1 buah tomat ukuran sedang atau besar --> optional, potong dadu kecil
1/2 bawang bombay besar
3 siung bawang putih --> geprek lalu cincang halus (dibagi menjadi 2)
1 tsp blackpepper
1/2 tsp garam
bubuk cabai dan bubuk basil secukupnya
2 cups mozarella --> diparut kasar

Cara :
1. Preheat oven di 180˚C ± 8-10 menit. Siapkan tray untuk memanggang yang sudah dilapisi dengan kertas roti/baking sheet

2. Lelehkan butter/margarin lalu rendam 1/2 bagian dari bawang putih cincang ke dalam lelehan butter/margarine kemudian olesi masing-masing permukaan roti dengan garlic butter tsb. Sisihkan. *


3. Panaskan wajan, masukkan olive oil lalu tumis bawang bombay sampai agak layu kemudian tambahkan 1 kaleng ikan tuna, tumis sebentar. Dalam mangkuk terpisah, campur semua bahan dengan tumisan tuna dan bawang bombay lalu aduk rata. **


4. Tuang campuran ikan tuna dkk ke atas masing-masing roti lalu tambahkan mozarella di atasnya.


5. Panggang di dalam oven selama 10-15 menit sampai keju meleleh dan roti agak kecoklatan atau garing. Hiasi dengan taburan bubuk cabai atau blackpepper atau chili flakes.


*) Kalau saya suka memanggang dulu rotinya selama 5-10 menit sampai agak garing sebelum diberikan topping.


**) Jika ingin lebih melted bisa ditambahkan mozarella dan cheddar (atau Kraft melted) di dalam campuran ikan tuna ^^ Karena saya ingin bikin yang lebih sehat sedikit (sedikit ngga apa-apa lah ya yang penting niat :P) jadi mozarellanya cuma di toppingnya/diatasnya aja. 








Selamat mencobaaa, semoga suka yaaa! Kalau berani eksperimen sendiri biasanya akan menemukan kelezatan yang cucok di lidah, jadi otak atik aja resep saya ini. Ini original lhoo resepnya hahahaha (akhirnya yah, ngga nyontek foodblogger lain atau youtube :P). Enjoy!

Classic Chocolate Chip Cookies

Holaaa!





Musim liburan sudah tiba! Sayang, saya ngga bisa pulang kampung ke BSD dan liburan mungkin disekitaran Kudus atau Semarang aja. Tapi kalau anak-anak liburan pastinya ngga mungkin diem aja di rumah kan? Pasti mereka akan bosan. Jadi kalau memang tidak ada waktu atau budget untuk liburan keluar kota atau keluar negeri mungkin anak-anak bisa diajak 'bermain' di dapur ^^ Aktifitas ini ngga cuma Ibu yang berkontribusi lho, sang Ayah juga harus ikutan, jadi liburan mereka akan terasa sangat berkesan walau hanya di rumah saja.

Dulu kalau liburan Lebaran atau Natal waktu SD pasti banyak tugas dari sekolah, biasanya saya dan teman-teman disuruh membuat 100 soal untuk 1 mata pelajaran atau kadang di mixed antara matematika, IPA, dan IPS. Saya baru sadar saat beranjak dewasa kalau sistem ini bagus sekali jika diterapkan di tiap sekolah karena walau liburan, bukan berarti tidak membaca atau belajar. Jadi dengan tugas seperti itu, mau tidak mau si anak akan membaca buku pelajarannya untuk bisa membuat pertanyaan beserta jawabannya. Nah, kalau jaman sekarang sih kurang tau ya gimana, belum punya anak juga sih hihihii

Kali ini saya mau bagi-bagi resep comotan dari Good FoodDari dulu pengeeen banget bisa bikin cookies kayak Mrs. Fields atau yang suka dijual di cafe atau hotel. Cookiesnya itu crispy diluarnya tapi dalemnya bisa lembut dan lumer di mulut. Dan setelah browsing sana-sini, akhirnya saya menemukan resep cookies sederhana yang bisa dibilang miriplah sama Mrs. Fields. Untuk saya sebagai pemula, bisa dibilang resep ini sooo easy dan pasti in sha Allah berhasil! Yuk, mari cek bahan-bahan yang diperlukan dan cara pembuatannya ^^


Vintage Chocolate Chip Cookie
> skill : Easy
> prep time : ± 10-15 menit
> cook time : ± 10-15 menit 
> Qty : 20-25 cookies

Bahan :
1/2 + 1/8 cup salted butter (150gr) --> room temperature dan kalau pake unsalted butter nanti harus tambahin ± 1tsp garam di adonannya
1/3 cup brown sugar (80gr) --> saya pakai palm sugar
1/3 cup+1 tbsp gula pasir
1 butir telur
1+1/2+1/4 cup tepung terigu serba guna (225gr)
1/2 tsp baking soda
1/4 tsp garam
2 cups chocochip (200gr)
setetes vanilla essence atau 2 tsp vanilla extract

Cara :
1. Preheat oven di 180˚C ± 8-10 menit. Siapkan tray untuk memanggang yang sudah dilapisi dengan kertas roti/baking sheet

2. Campur semua bahan-bahan kering sampai rata.

3. Siapkan mixer, campur butter, gula palem dan gula pasir sampai adonan terasa menyatu (fluffy & light) dengan kecepatan medium. Tambahkan garam, vanilla essence/extract, dan telur dengan kecepatan low. Campur sampai benar-benar menyatu. Tambahkan chocochip dan aduk rata sebentar agar menyatu dengan adonan.*



4. Dengan menggunakan scoop es krim atau sendok makan, bentuk adonan menjadi bola-bola kecil dan susun di atas baking tray.



5. Panggang selama ± 8-10 menit sampai warnanya menjadi agak kecoklatan. 

*) Kalau tidak punya mixer, bisa diaduk dengan menggunakan tangan saja dan spatula atau apapun yang kokoh dan bisa untuk mengaduk adonan. 

Oh iya, setelah dikeluarkan dari oven, tekstur cookies masih lembut dan terlihat seperti belum matang. Awalnya saya yang pemula juga kaget, saya kira belum matang tapi ternyata saya salah. Cookies yang baru keluar dari oven, sebaiknya ditaruh di jaring-jaring panggangan atau dipindahkan dari loyang oven karena sebenarnya di dalamnya masih terjadi pemanggangan itu sendiri. Jadi panas dari oven dan baking tray masih berkutat di dalam diri masing-masing cookies tersebut. Kira-kira butuh waktu 10 menit sampai cookies dingin dan teksturnya perfecto!



Daaan, kalau dalam percobaan resep pertama yang nyontek ini, entah kenapa cookies saya ga meleleh sampai gepeng seperti yang dicontohkan oleh foodblogger atau chef yang ada di youtube, jadi saya harus sedikit menggepengkan bola-bola cookies sebelum dimasukkan ke dalam oven.


Kalau kalian suka tekstur cookies yang crispy luar-dalam, mungkin bisa dipanggang 10 menit lebih lama jadi totalnya dipanggang selama 20 menit (saya sudah mencobanya ^^ walau dalamnya masih agak lembut hehe. Karena saya ngga suka cookies yang garing :P). Mungkin kalian juga bisa menambahkan tepung terigu ke dalam adonannya sebanyak 1/4 cup (kalau ini saya belum coba, kalau kalian coba, kabar-kabarin ya! hihihii).

Selamat mencoba! Selamat bermain di dapur! ^^


16.12.15

Payung Merah



Kedua mata mereka saling bertatap. Diam seribu bahasa, hanya rintik hujan membunyikan genting, memecah kesunyian.

"Aku pergi...", ucap Lara perih sembari membawa kopernya berjalan keluar rumah, ke teras. Air matanya masih seperti gerimis, sementara langkah yang dinanti mengikuti tak kunjung datang, Lara membuka payung merahnya, menghela napas dalam, kembali melangkah menuju pagar.

Logika tidak lagi berkuasa di dalam kemudi otaknya, hanya ada kelibatan memori indah berputar di otak Dimas. Degup jantungnya makin bergemuruh di tiap langkah Lara, menjauh darinya. Hati ingin mengejarnya, menariknya kembali ke dalam rumah, memeluknya erat, berlutut di hadapannya jika perlu, dan berjanji bahwa semua akan baik adanya.

Dari dalam ruang tamu, payung merah itu sudah hampir menjauh. Kaki sang empunya berjalan melambat di dekat pagar,"Ah.. pasti dia akan menoleh, memintaku mengejar,"ucap Dimas dalam hati.

Jauh di pagar rumah, Lara memejamkan matanya, mengehela lagi napasnya sangat dalam. Berucap pada dirinya sendiri bahwa ini adalah keputusan yang bulat. Jangan pernah menoleh lagi ke belakang, kalau memang dia cinta, maka cinta itu akan menariknya kembali masuk ke dalam rumah. Dibukanya gerendel pagar, dan tanpa menutupnya kembali, Lara melangkah pasti berjalan di aspal menuju trotoar.

Rahang Dimas mengeras, tangannya mengepal. Logika berkata kalau mungkin memang mereka butuh berpisah sementara. Tetapi hati? Ia bertanya pada Dimas,'haruskah Lara pergi? Tidakkah cinta pantas digenggam lagi?' Dimas gundah. Ingin rasanya berteriak, namun lidahnya kelu. Hati kembali bersuara,'Kejar dia! Cintamu tidak pantas kau biarkan berlalu.'

Dimas berlari keluar rumah, melewati pagar yang setengah terbuka, mendapati payung merah dan empunya sudah jauh di depan sana. "LARA!"

Dimas berlari sambil terus meneriaki nama istrinya. Tubuhnya basah kuyup oleh hujan yang terjun bebas ke bumi. Semakin dikejar, payung merah malah terasa semakin jauh bersama empunya. Napasnya terengah, kelibatan memori indah dan sedih 6 tahun bersama Lara terus berputar-putar di kepala Dimas. Hanya ada Lara. Di kepala dan hatinya.

"LARA!"

Payung merah itu berhenti seiring langkah sang empunya. Gemuruh petir memecah suasana, mungkin para malaikat sedang asyik menyaksikan drama sepasang manusia ini.

Lara berbalik badan. Dilihatnya laki-laki yang sudah 6 tahun ini mengisi hidupnya penuh suka dan duka, tubuhnya lepek, rambutnya layu karena basah, napasnya terpogoh-pogoh, dan senyumnya... senyum itu merekah di hadapannya, diikuti pelukan erat dan hangat Dimas. Lara melepas payungnya hingga terjatuh ke aspal lalu memeluk erat Dimas. Wajahnya basah entah karena air mata atau hujan yang deras. Yang ia tahu, pernikahannya belum berakhir. Pertengkaran yang sering terjadi 3 bulan belakangan ini tidak mampu memisahkan mereka, setidaknya bukan sekarang. Walau buah hati belum hadir diantaranya, cinta Dimas dan Lara terus menguat di tiap cobaan.

Drama (nyaris) perpisahan ini sudah sering terjadi. Lara pun sebenarnya tidak ingin pergi meninggalkan rumah, tujuan pun dia tidak tahu kemana. Sudahlah, kini Dimas ada dalam pelukannya, berbisik hangat,"Ayo, kita pulang, sayang."

Payung merah itu diambil Dimas. Langkah mereka beriringan kembali ke rumah bernaungi payung merah, hadiah ulang tahun untuk Lara darinya 3 tahun yang lalu. Mungkin terlihat konyol atau sederhana, tapi yang Dimas mau adalah agar payung merah ini senantiasa melindungi Lara dari panas dan hujan, agar cintanya tidak sakit, agar cintanya senantiasa dinaungi cinta yang terus membara.

6.12.15

Chocolate Chip Muffin

Muffin!

Yes, saya lagi keranjingan baking hihihii. Kali ini mau cerita sedikit tentang chocolate chip muffin. Ini pertama kali saya buat choco chip muffin dan kedua kalinya saya membuat muffin. Hasilnya? ENAK! Suami sukaaa bgt ^^


Resep choco chip muffin ini saya dapat dari Little Sweet Baker. Mencari resep dan semua yang kita ingin tahu sekarang memang mudah sekali, asalkan ada internet, semua bisa dicari, kecuali #cintayanghilang ya :P Perjalanan mencari resep muffin ini juga bukan tanpa halangan karena, selain memang mudah dalam mencari apa yang mau kita cari dengan Google, kita akan dihadapkan dalam dilema karena mesin pencari itu memberikan banyaaaakkk sekali pilihan resep -,-" Jadi, saya cek satu per satu bahan dari satu baker ke baker yang lain, dari food blogger terkenal sampai yang saya baru tahu namanya (mungkin saya yang ngga kenal tapi sebenernya dia sudah terkenal hehehe). Perjalanan pencarian resep pun berakhir di Little Sweet Baker. Tapiii, bukan #dapuricha namanya kalau ngga modif resep orang (alasan sebenernya adalah ngga kreatif dan sotoy tingkat dewa).

Resep ini adalah resep yang kalau saya baca dari bahan, tulisan, gambar, dan penjelasannya paling menyentuh hati (cieelaaahh). Bener lho! Memasak, mencuci, mencintai, kalau ngga pakai hati, pasti hasilnya dan rasanya beda, bisa ngga karuan malah. Makanya, jangan main-main sama hati (halaaahh). Selain itu, semua yang dibutuhkan dalam membuat muffin ini ada di dapur saya, jadi, langsung deh eksekusi. Kalau mau lihat resep aslinya kalian bisa langsung visit blog doi, saya sebenernya cuma mengubah di bagian baking soda, di resep asli dia pakai 1 tsp baking soda, tapi saya modif jadi 1/2 tsp. Alasannya?

Jadi saya ini ceritanya lagi belajar baking atau bikin kue dkk, baru menemukan bedanya baking soda dan baking powder pas mau eksekusi resep ini. Banyak penjelasan njelimet yang saya temui dari yang berbahasa Inggris sampai berbahasa Indonesia. Intinya yang saya tangkap sih, baking soda itu kandungannya lebih banyak kimiawi daripada baking powder. Hati pun berkata,"Jangan banyak-banyak baking sodanya, nanti ngembang ngga karuan lho.." Oke, si sotoy ini pun mengikuti kata hati jadi dikurangin deh tuh baking sodanya jadi cuma 1/2.

Chocolate Chip Muffin
> skill : Easy
> prep time : ± 10-15 menit
> cook time : ± 40 menit 
> Qty : 16-20 muffin

Bahan :
2 cups tepung terigu serba guna
1 tbsp baking powder double acting*
1/2 tsp garam halus
1/2 cup unsalted butter (1 stick)
1/2 + 1/4 cup gula pasir
2 telur (room temperature) -> kocok
1 cup susu (room temperature)
1 cup chocochip/chocobar (u/ adonan) + 1/2 cup chocochip (u/ taburan)**
2 tetes vanilla essence***

Cara :
1. Preheat oven di 190˚C ± 8-10 menit. Siapkan loyang muffin/cups muffin kertas. Jika pakai loyang muffin langsung maka dilapisi butter atau mentega dulu dan taburi tepung terigu tipis-tipis.

2. Lelehkan butter, gula pasir, telur, dan susu di api kecil. Aduk tapi jangan terlalu lama. Matikan api, aduk sampai suhunya normal lagi (room temperature).

3. Aduk rata tepung terigu, baking powder, baking soda, dan garam sampai rata (kalau ngga, takutnya adonan ngembang sebagian doang atau asin di beberapa sisi saja). Campurkan adonan basah (no. 2) perlahan lalu aduk sampai benar-benar menyatu. Tambahkan chocohip , aduk sebentar di adonan (kalau pakai coklat yang mudah meleleh saya sarankan masukkan adonan setengah dulu, taburkan coklatnya lalu tuang lagi adonan sampai setinggi loyang. Based on pengalaman saya, Hersey's (saya pakai semi-sweet choco chip Hersey's) mudah meleleh jadi nanti adonannya ada guratan coklat dan coklatnya meleleh menyatu dengan adonan. Saya sih suka, tapi suami ngga begitu suka, mungkin kalian juga belum tentu suka :D. Tuang ke loyang muffin atau muffin cups.

4. Panggan di dalam oven selama 20-25 menit/sampai adonan dalam kering (saat ditusuk tusuk gigi tidak ada adonan yang tersangkut). Biarkan dingin sebentar sekitar 10 menit.





*) Pertama kali ke toko bahan kue, saya minta baking powder dan diberikanyalah saya sebungkus (sebesar genggaman tangan anak kecil) baking powder yang bentuknya seperti gula halus. Saat membuat cheese muffin, saya baru ngeh kalau baking powder yang saya punya ada tulisannya 'double acting'. Oke! Panik! Googling, dan ternyata baking powder itu ada dua jenis, yaitu Single Acting dan Double Acting. Jadi, intinya, 'single acting' itu kalau dipakai harus langsung di panggang atau direbus atau diapainlah biar mateng, kalau ngga nanti ngembang. Kalau 'double acting' bisa didiamkan dulu beberapa saat, agak lama juga ngga apa-apa, bagus buat bikin kue, roti, dll. Ngerti? Kalau ngga, googling sendiri yah hehehehe.

**) Chocochip ini saya anjurkan pakai yang semi sweet atau kalau suka malah dark (kalau ngga suka manis ya). Kalau saya sih adonannya saya pakai hersey's yang semi sweet, atasnya baru ditaburi choco chip yang ngga mudah meleleh dan rasanya ngga terlalu manis juga (ngga ada merknya-saya beli di toko bahan kue terdekat dan terkenal se-Kudus raya).

***) Kenapa hanya 2 tetes? Karenaaa suami dan saya ngga suka rasa dan aroma dari vanilla essence waktu di mulut. Bikin eneg. Susah sih cari vanilla ekstrak di sini. Jadi yaa kalau kalian punya vanilla ekstrak atau malah bisa beli biji vanilla langsung yang ada di supermarket gedongan di Jakarta bisa dipakai sesuai selera. Di resep aslinya dia pakai 1 tbsp vanilla ekstrak.

3.12.15

Cheese Muffin


Hola, Desember!!!

Saya senang sekali dengan bulan Desember, entah kenapa. Kalau jaman sekolah dulu paling senang bulan Desember karena ada liburan Natal dan Tahun Baru kurang lebih 2 minggu lamanya dan di tivi pasti film-film liburan Natal diputer. Home Alone aja ngga tau deh udah berapa kali diputer di tivi. Pengennya sih kalau bulan Desember pergi keluar negri, ke London mungkin, ngerasain salju atau Jepang. Tapi nabung dulu kali ya, insyaAllah secepatnya. Tapi saya dan suami kalo udah punya uang maunya naik haji dulu atau umrah, insyaAllah amiinn :)

Semenjak saya jadi full time istri rumah tangga, saya selain suka masak, sekarang lagi belajar baking alias bikin kue dan teman-temannya. Pertama kali belajar, saya ngikutin resep brownies dari 3 chef blogger luar negri, hasilnya? Kemanisan! Mungkin bule sukanya yang manis-manis ya? Karena resep mereka sudah saya kurangi setengah cup gula pasir lho.. hehehehe walau sebenernya dari tekstur udah pas, fudgy-chewy gitu dan luarnya garing. Saya ngga suka brownies yang teksturnya kayak cake karena selain rasanya aneh, bukankah seharusnya brownies itu kue bantet ya? Kenapa jadi cake? Jadi ya otak udah mendefinisikan seperti itu, lidah dan mulut jadi ngikut deh. Itu pendapat saya lho yaaa..

Kali ini bukan mau share resep brownies semi gagal saya tapiii saya mau share resep muffin keju, yeay! Ini adalah masterpiece ke-2 saya setelah brownies kemanisan itu dan merupakan hasil browsing sana-sini. Yup! selain di dapur saya juga hobi ngerecokin komputer suami hihihii. 

Resep ini saya dapat dari Home Cooking Adventure. Suka banget lihat youtube channel doi. Kayaknya masak sama bikin ini itu tuh gampaaang banget, ngga ribet (like i always said, saya adalah orang yang anti ribet :P), dan looks yummy! Walaupun begitu, saya modif dikit, dikit aja ya tapinya, kalau banyak-banyak takut gatot (gagal total) hahahaha.

Yuk, mulai!



cheese muffin

Cheese Muffin
> skill : Easy
> prep time : ± 10-15 menit
> cook time : ± 40 menit 
>Qty : 10-12 muffin

Bahan :
1 1/2 cups tepung terigu serba guna (saya pakai beruang biru)
1 tbsp gula pasir
2 tsp baking powder
1/2 tsp salt
2 cups keju parut/1 batang keju cheddar(saya pakai prochiz, lebih baik pakai cheddar yang bener2 cheddar)
3/4 cup susu cair (saya pakai diamond full cream)
1/4 cup lemon juice
1 butir telur -> kocok
1/4 cup unsalted butter
1-2 jumput blackpepper
*) bubuk paprika untuk topping (optional, saya tidak pakai karena tidak punya hehehe)

Cara :
1. Preheat oven di 190˚C ± 10 menit. Siapkan loyang muffin/cups muffin kertas. Jika pakai loyang muffin langsung maka dilapisi butter atau mentega dulu dan taburi tepung terigu tipis-tipis.

2. Aduk semua bahan kering (tepung terigu, baking powder, garam, gula pasir) sampai rata kemudian tambahkan keju parut dan blackpepper dan aduk sampai benar-benar rata.

3. Di mangkuk lain aduk susu, lemon juice atau perasan jeruk lemon, telur yang sudah dikocok, dan melted butter sampai rata.

4. Campur adonan no. 3 ke adonan kering lalu aduk sampai rata.

5. Tuang adonan ke loyang muffin/cups muffin pakai sendok makan atau scoop es krim sampai setinggi batas loyang. Sprinkle dengan sisa keju parut dan bubuk paprika (optional).

6. Panggang di dalam oven selama 20-25 menit sampai berwarna agak kecoklatan/sampai keju garing.





Saya coba pakai muffin cup dan hasilnya, tekstur dalam lebih moist dan kalau dimakan langsung setelah matang (plus didinginkan 10-15 menit) rasanya masih kayak agak terigu rasa keju. Saya kira gagal karena yang ngga pakai cup rasanya enak walau kejunya saya rasa perlu pakai cheddar meleleh yang asli dan bukan cheddar olahan. Tapi setelah saya cari tahu, di beberapa artikel dan blog, disampaikan kalau muffin memang paling enak disajikan atau dimakan sehari setelahnya. Jadi misalnya bikinnya malam, besok pagi rasanya jadi makin enak, mungkin karena adonannya butuh waktu untuk ngeblend satu sama lain ya.. Memang benar sih, soalnya besoknya (H+1) suami dan saya makan rasanya malah makin enak. Suami sampai habis 4 >,< gimana ngga tambah gembul -,-!

Selamat mencoba! Sampai jumpa di resep berikutnyaaa ^^

20.11.15

Jejamuran Sleman, Jogja

Akhir Oktober kemarin, tanggal 31, saya ikut menemani suami dan adik ipar ke Jogja untuk melihat pameran mesin percetakan. Perjalanan dari Kudus ke Jogja kami tempuh kurang lebih 3 jam, lebih cepat dari biasanya padahal kami sempat mampir sarapan dulu di Banaran9 Resto di perbatasan Semarang-Magelang.

Kami memang berencana untuk makan siang di Jejamuran Sleman, Jogjakarta. Eh, tapi ternyata sampai di Sleman lebih cepat dari jam makan siang, jam 10 lewat kami sudah tiba. Untung juga sih (orang Indonesia banget ya, selalu merasa beruntung hihihi) karena kami jadi tidak perlu antri untuk makan siang. Tepat jam 11 saja resto sudah penuh oleh turis lokal dan mancanegara. Ternyata ramai juga ya resto ini.

Ini pertama kalinya saya mampir ke Jejamuran. Awal mula saya tahu tentang resto ini dari salah satu acara jajan dan review makanan di Trans7 kalau ga salah. Ternyata adik ipar sudah pernah makan disini beberapa kali waktu masih kuliah di Jogja.

Tempat parkirnya cukup luas, disediakan dua lapangan di samping kanan resto dan di seberangnya untuk mobil dan motor. Tapi kalau pergi bareng lansia, lebih baik di drop dulu di depan resto supaya bisa nunggu dulu sambil duduk daripada jalan kaki dari parkiran, kan kasihan. Tempatnya sederhana dengan ada sentuhan jawa. Waktu kita baru masuk, di kiri kita bisa lihat kasir dan tepat di belakangnya ada dapur yang terbuka, jadi bisa lihat deh pegawai yang sibuk masak di dapur. Tempat makannya sendiri juga luar dan adem. Stafnya ramah dan beberapa lumayan fasih berinteraksi dengan Bahasa Inggris karena pengunjungnya bukan hanya turis lokal tapi juga mancanegara.

Oh iya, kalau mau makan disini, jangan bawa makanan atau minuman dari luar ya (kalau dimasukkan di dalam tas mungkin bisa lolos). Kemarin saya bawa botol Tupperware yang 1 liter-an karena memang saya kalau kemana-mana selalu bawa air putih sendiri dari rumah, daripada beli kan, hemat sis hehe. Dengan Pe-De saya melenggang masuk dan di stop sama greeternya. Botol minum saya disita, awalnya saya ngga terima awalnya karena kan ini bukan beli dari luar tapi bawa dari rumah sendiri, apalagi minumannya juga ga penuh-penuh amat, cuma 3/4 botol.

"Kalau ini isinya air oksigen, gimana mba? saya ngga bisa minum air yang lain," ucap saya agak bete.

"Maaf, mba. Aturannya memang tidak boleh." Mba Greeternya tetap berusaha ramah dan sabar menghadapi saya yang kekeuh ngga mau nititpin botol minum.

Oke! Fine. Saya bete tapi mau gimana lagi.

Menu sudah diberikan kepada kami. Waktu lagi asyik milih menu, suami tiba-tiba ngomong,"Harusnya kamu ngomong 'itu air zam-zam, mba. Saya ngga bisa minum air yang lain lho!'"

Saya tersenyum geli. Iya juga ya. Aneh sih memang, itu kan botol minum sendiri, kenapa ngga boleh? Gimana kalau ada ibu bawa botol minum anaknya? Dia alergi minuman manis dan ngga bisa minum air mineral botolan sembarangan? Atau bayi yang kemana-mana selalu bawa susu dan air hangat? Disita juga? Please, deh, ah. Tapi yaudahlah, namanya juga aturan dari Jejamuran. Kalau ngga karena penasaran, saya males deh makan setelah berdebat soal botol minum.

Pertama kali lihat menu, saya bingung. Saya bukan penyuka jamur, saya cuma suka jamur crispy yang digoreng garing dan kalau dikunyah ngga ada lagi tuh tekstur empuk-gooey dari si jamur. Jadi saya pesan shiitake goreng tepung, jamur bakar pedas, dan asam manis tiram pedas. Dalam hati berharap, semoga menu yang dipilih ngga zonk dan cocok di lidah saya.


Shiitake goreng tepung

Jamur bakar pedas                                 Asam manis tiram pedas

Rasanya ENAK! Bisa ya bikin jamur tapi rasanya ngga kayak jamur?! Jamur bakar pedasnya bener-bener pedas dan teksturnya kayak makan ayam aja. Kalau yang asam manis tiram pedas agak kurang asam dan pedasnya tapi lebih terasa manisnya jadi kurang gimanaaa gitu. Yang paling favorit adalah Shiitake goreng tepungnya. Entah kenapa rasanya enak banget, luarnya crispy tapi tekstur jamurnya masih ada tapi enak! Enak dah pokoknya hehehe.

Untuk oleh-oleh di rumah (buat saya dan suami juga sih sebenernya hehe) kami beli jamur kalengan rasa rendang dan sambal goreng. Ternyata jamur yang dipakai adalah jamur kancing, kalau saya sih kurang suka karena yaaa rasa jamurnya berasa banget dan bentuknya masih jamur -_-" Jadi yang menghabiskan semuanya, ya suami, siapa lagi hahahaha.

Kalau kalian ngga percaya, bisa cobain aja langsung di Jejamuran. Di webnya juga bisa lihat berbagai macam menu mereka, mulai dari tongseng, foe yung hay jamur, pepes jamur, jamur penyet dan masih banyak lagi. Bukan hanya jamur, ada ayam goreng juga dan lumpia untuk alternatif lain. Minumannya juga macam-macam. Mulai dari jus sampai teh lemon madu. Minumannya juga ada yang pakai jamur lhooo. Oh iya, sop jamurnya juga enak banget, kuahnya itu lho, seger dan kaldunya terasa. Mungkin kaldunya pakai kaldu jamur ya jadi buat yang vegetarian cocok banget makan disini.

Selamat jajan! Selamat mencoba!

Aglio e Olio Pasta

Halo!

Kali ini masih ngebahas pasta dan resep kali ini adalah resep percobaan yang pertamaaa kali banget saya buat. Waktu itu masih jamannya nganggur (baru lulus kuliah dan belum dapat pekerjaan). Ini juga merupakan resep kesukaan adik semata wayang juga suami tercintah hihihii.



Mau cerita sedikit (walaupun di postingan sebelumnya udah cerita sedikit juga hehee). Selain karena drama korea berjudul Pasta, saya juga jatuh cinta dan penasaran untuk belajar bikin pasta karena web milik pasangan suami-istri kevinandamanda.com. Jadi pasta yang pertamaaa banget saya buat adalah Crispy Shrimp Pasta, kalian bisa cek resepnya di web mereka. Saya bersama teman SMA (Irine) rela belanja ke Pasmod BSD pagi-pagi sekitar jam 9an (udah siang yah itu sebenernya hehehe) terus masak bareng di rumah. Kami sama-sama sukaaa banget sama drama korea Pasta dan jatuh cinta sama si aktor. Jadilah kami coba bikin itu pasta dengan bahan-bahan yang plek sama dari resep di web dan sempet fetucinnenya (waktu itu pakai fetucinne-sesuai resep) agak kematengan daaann agak terlalu creamy karena kebanyakan cooking cream dan kaldu blok mungkin hahahhaaa. Tapi enaak! Irine yang waktu itu masih nganggur juga selepas lulus S1, sebelum pulang saya suruh bungkus sebagian pastanya tapi doi nolak, katanya apaaa gitu, jadinya saya sama adik yang ngabisin. Enak sih, tapi kebanyakan jadi enek ye, sebungkus full fetucinne dimasak gitu loh! Yah, pengalaman adalah guru yang baik. Tapi entah kenapa sampai sekarang kalau masak pasta pastiiiii masiiihhh aja sering kebanyakan porsinya hahahaha.

Resep Aglio e Olio ini adalah resep pasta paling klasik dan gampang banget! Serius! Suer! Jadi kalau laper, bahan-bahan di dapur terbatas  (yang penting punya bawang putih) maka jadilah makan enak a La Italia cita rasa dapur sendiri untuk yang tercinta halaahh :P

Aglio e Olio Pasta
> skill : Easy
> prep time : ± 10 menit
> cook time : ± 5-10 menit 

Bahan :
2 genggam/1 cup penne pasta/spaghetti/farfale (apapun yang ada di dapur atau di toko terdekat)
3-4 siung bawang putih (geprek dan cincang)
1/2 siung bawang bombay besar/ 1 siung bawang bombay kecil (optional)
2 sdm olive oil
1/4 cup peterseli atau daun seledri (cincang)
1-2 cabai rawit (optional, jika suka pedas)
blackpepper atau merica secukupnya
garam dan gula secukupnya

Pelengkap (optional dan bisa pakai bahan yang kalian suka, contoh : udang atau ikan tuna) :
1 butir telur (karena di kulkas tinggal satu butir :P)
2 buah sosis ayam (karena hanya ini yang ada di kulkas, maklum, akhir bulan hehe)


Cara :
1. Panaskan air di panci, tambahkan garam dan olive oil kira-kira 1 sdm. Saat mendidih, masukkan penne dan sesekali aduk agar tidak menempel. Rebus kurang lebih 10 menitan sampai al dente (tidak terlalu matang). Tiriskan dan siram dengan air dingin.


2. Panaskan pan dan tambahkan 1/2 sdm olive oil. Smoke/tumis sosis yang sudah dipotong-potong sesuai selera sampai agak kecoklatan. Kemudian orak arik telur ayam sampai matang atau sesuai selera.



3. Panaskan pan dan tambahkan 2 sdm olive oil. Tumis bawang putih yang sudah dicincang sampai harum dan agak sedikit kecoklatan kemudian masukkan pasta yang sudah direbus. Tumis sebentar dengan api kecil atau sedang lalu masukkan peterseli/daun seledri cincang, garam, gula pasir, dan blackpepper, aduk rata sebentar. Terakhir masukkan sosis dan telur yang sebelumnya sudah dimasak/tumis/smoke.

4. Voila! Sajikan selagi hangat. Bisa ditambahkan keju parmesan untuk sprinkle di atasnya atau bawang goreng atau cheddar mungkin, sesuai selera deh pokoknya! ^^


Selamat mencoba! Selamat makan! Sampai jumpa di resep lainnya ^.^


Arrabbiata Pasta (Pasta Saus Tomat yang pedas)

Hai!

Semenjak pindah ke Kudus, saya jadi lumayan rajin masak hehehe. Suami makin sayang dan semakin senang, jadi ikut happy deh hihihi. Oh iya, mulai postingan ini, saya akan share resep-resep rahasia sederhana untuk makanan yang biasa saya masak. Kali aja bermanfaat buat para pemula (sombong banget hahahaa) padahal mah bikin brownies aja masih berantakan minggu lalu.

Untuk resep pertama, saya akan share makanan kesukaan kami (saya dan suami) yaitu Pasta!!! Mulai dari yang niat sampai yang ala kadarnya hehee. Tapi untuk resep pertama ini bener-bener kesukaan saya, namanya Arrabbiata Pasta atau bisa diartikan Pasta dengan saus tomat dan garlic yang pedas.




Awal mula saya belajar masak pasta itu gara-gara nonton drama korea yang berjudul Pasta. Drama ini disiarin sekitar tahun 2010 tapi saya nontonnya di tahun 2011 disaat baru lulus kuliah S1 dan masih menganggur (masa-masa kelam). Drama ini diperankan oleh Gong Hyo Jin dan Lee Sun Gyun, kalau mau tau yang mana artisnya, klik aja namanya ya. Saya juga sebenarnya bukan fanatik drama korea cuma beberapa aja yang diikutin hehe. Tapi kalau sudah ngikutin beberapa episode dan ketagihan, seharian atau dua hari maksimal pasti langsung tamat :p Apalagi kalo aktornya ganteng hahahahha. Ups!

Oke, kita mulai bahas resepnya ya. Sebenarnya, kalau mau yang sehat dan bener-bener dari dasar, kamu bisa coba pakai tomat yang dipotong-potong terus direbus untuk sausnya. Berhubung saya orangnya agak malas dan paling ngga suka ribet, jadi saya cari saus tomat botolan yang bahan-bahannya segar dan tidak pakai bahan kimiawi yang aneh-aneh maka jatuhlah pilihan saya pada San Remo Tomato and Basil. Sampai sekarang, pilihan saya belum berubah dan masih cinta mati sama San Remo ini. Selain bahan-bahannya fresh, San Remo ini ada ICCV atau gampangnya sudah ada sertifikat halal, jadi bagi saya yang muslim tidak ragu dan resah lagi deh.

Penyelamat disaat lapar tapi mau makan enak dan cepat :D

Ceritanya, kadang saya suka mixed San Remo ini dengan La Fonte Bolognese sauce yang ada printilan daging sapinya kalau lagi pengen aja. Oh iya, itu ada keju Parmesan bubuk yang bisa ditemui di supermarket terdekat. Tapi yang ini saya bawa dari jaman masih tinggal di BSD, biasanya saya beli di Superindo Teras Kota. Keju Parmesan ini sebenarnya belum ada label halalnya tapi saya insyaAllah percaya, dari kandungan bahan yang tertera tidak ada bahan-bahan haramnya.

Arrabbiata Pasta
> skill : Easy
> prep time : ± 10 menit
> cook time : ± 10 menit 

Bahan :
2 genggam/ 1 cup Penne pasta atau bisa pakai spaghetti, fetucinne, apapun yang ada di rumah ^^
3 siung bawang putih (cincang)
1 buah bawang bombay besar atau 2 buah yang kecil
3-4 sdm San Remo Tomato and Basil
1-2 sdm La Fonte Bolognese Sauce (optional)
1 buah tomat besar (dipotong dadu)
1 sdm bubuk cabai
1 sdm blackpepper/merica bubuk (atau sesukanya)
1 sdm kaldu ayam bubuk (sekarang sudah banyak dijual yang tanpa msg lhooo ^^)
olive oil
garam dan gula secukupnya\

*) Jika suka, bisa juga ditambahkan sosis, ayam fillet atau daging cincang. Sebelum dicampur ke dalam pasta, ketiganya di smoked dulu atau ditumis sebentar sampai agak kecoklatan.

Cara : 
1. Panaskan air di panci, tambahkan garam dan olive oil kira-kira 1 sdm. Saat mendidih, masukkan penne dan sesekali aduk agar tidak menempel. Rebus kurang lebih 10 menitan sampai al dente (tidak terlalu matang). Tiriskan dan siram dengan air dingin. 

2. Panaskan pan dan tambahkan 1 sdm olive oil. Tumis bawang bombang dan bawang putih sampai agak kecoklatan. Masukkan semua saus, potongan tomat, dan kaldu bubuk. Aduk sebentar lalu masukkan pasta yang sudah ditiriskan tadi. Tambahkan garam, gula, bubuk cabai, dan blackpepper secukupnya atau sesukanya.* Masak hingga saus asat atau meresap sempurna. 



3. Sajikan di piring dan bisa ditambahkan keju parmesan atau bawang goreng. Kalau saya paling suka ditaburin daun basil kering, bubuk cabai atau chili flakes, dan keju parmesan. Jadilah Arrabbiata Pasta!


Selamat makan! Selamat mencoba! ^.^







29.10.15

Semangkuk Hujan

Tiada sapa, hanya senyummu
Tiada sentuh, hanya pelukmu
Tiada tawa, hanya bisikmu
Tiada peluh, hanya tubuhmu

Berdua berhadapan
Bertatap membelakangi dipan
Bertukar kecupan
Bernyanyi bersama senja, kelam

Biarlah..
Hidup maunya mewah
Dan tawa tak lagi renyah
Baik begini, bukannya menyerah

Rintik diluar genting
Bergoyang dua-duanya anting
Tertiup hembus sejukmu, bersanding
Walau hujan hanya secanting

Tiada harta bergelimang
Cukuplah kamu untuk bersandang
Apalah arti dunia
Kalau cinta bukanlah dia



Kudus, 29 Oktober 2015
14:24



Terinspirasi alunan 'Dan Hujan' dari Gardika Gigih Pradipta.

2.4.15

Istri Rumah Tangga


I have become a housewife and there is no better job - Celine Dion

 Sudah genap sebulan saya resign dari pekerjaan yang sudah digeluti selama kurang lebih 3 tahun terakhir. Seperti yang saya sampaikan pada postingan sebelumnya, ini bukan keputusan yang mudah. Terlebih ini merupakan pekerjaan pertama saya sejak lulus kuliah. Ini juga bukan keputusan mudah karena saya harus merubah semua pola pikir dan pola hidup saya setelah resign. Dan.. here i am :)

Menjadi istri rumah tangga (IRT) bukan juga hal yang mudah. Saat masih bekerja kantoran, saya terbiasa bangun siang dan pulang malam. Suami selalu bangun lebih pagi dari saya dan kadang sampai di rumah lebih dulu daripada saya. Padahal, kantornya berada di Cawang sementara kantor saya berada di BSD, lebih dekat. Namun, tidak dipungkiri, pekerjaan saya yang menuntut untuk multitasking dan kadang naik turun tangga membuat saya lelah. Hal ini sudah menjadi pembahasan dan sempat beberapa kali menjadi topik pertengkaran antara saya dan suami. Iya, mana ada suami bangun lebih dulu daripada istri lalu membuatkan sarapan dan sampai di rumah sebelum istri pulang dan harus beli makan malam juga untuk berdua. Bukannya saya ngga mikir, dari awal menikah saya sudah pikirkan ini, dan suami mendukung saya tetap bekerja asalkan tahu porsinya dan tetap bertanggung jawab sebagai istri. Buktinya, saya malah.. ya gitu deh..

Semenjak saya resign, begitu banyak perubahan terjadi dalam kehidupan saya dalam berumah tangga dan juga di dalam diri saya sendiri tentunya. Kini, setiap pagi saya selalu bangun untuk membuatkan madu hangat untuk suami sebelum berangkat kerja. Kadang saya juga buatkan bekal kalau kami tidak bangun kesiangan. Suami pun selalu berangkat kerja dengan senyum, pulang kerja pun selalu tersenyum selelah apapun dia hari itu. Katanya,"Senang deh, pulang kerja udah ada istri di rumah yang nungguin."

Perubahan dalam diri sendiri juga berangsur membaik. Saya lebih sering bangun pagi. Kadang setelah suami berangkat kerja, saya baru tidur lagi (jika malam kurang tidur atau sulit tidur), atau mungkin yoga di rumah, cardio plus pilates, kadang menulis, membaca buku, mengupdate social media, update berita nasional, membersihkan rumah, dan masih banyak lagi. Oh iya, walaupun resign, saya masih tetap yoga di kantor bersama teman-teman setiap Rabu malam :) I am blessed. Thank you, Allah SWT.

Saya juga merasa kalau semenjak resign, saya menjadi lebih terbuka wawasannya. Selain melalui buku atau novel yang masih dalam proses 'dihabiskan', saya jadi lebih sering dan intens menonton berita di stasiun tv dan melalui browsing. Jadi, kalau dulu papa saya suka ngeledekin saya ngga peka sama berita nasional atau internasional atau tentang beliau dan kantornya, kini saya kadang lebih dulu update dibanding adik atau mungkin papa saya sendiri hehehe. Saya juga jadi lebih sering nonton tv, ini bagian buruknya. Tapi kini saya berusaha membatasinya. Mulai bulan ini saya akan belajar lebih disiplin lagi membagi waktu di rumah. Pagi akan lebih saya fokuskan untuk membersihkan rumah, santai saat makan siang (masak atau beli di warteg dekat rumah tidak masalah), lalu menulis dan membaca buku sebanyak-banyaknya saat waktu senggang.

Setelah resign, saya memang jadi tidak sering bertemu teman-teman, terutama teman kantor. Tapi itu membuat saya menjadi lebih menghargai komunikasi. Baik itu bertemu secara langsung setiap Rabu ataupun melalui social media. Dan saya jadi makin terbuka pandangannya, mana yang memang teman, mana yang palsu, mana yang hanya pura-pura. Iya, semua jadi makin terlihat jelas.

Menjadi istri rumah tangga juga kadang galau pada masalah keuangan. Saya sekarang menjadi lebih sensitif dalam mengeluarkan uang dan peka terhadap harga barang. Ini adalah salah satu perubahan baik yang saya rasakan. Setiap belanja bulanan, saya buat pembukuan yang lebih rapi lagi dan saya bisa lihat perbandingan harga antara satu supermarket dengan yang lainnya. Untuk soal jajan juga, apalagi kan saya sekarang benar-benar menjadi tanggungan suami. Tapi, Alhamdulillah, rejeki memang sudah diatur olehNya. Justru setelah saya resign, saya selalu merasa cukup, bahkan kadang ada tabungan lebih dari uang bulanan dari suami dan uang jajan saya. Padahal, dulu saat saya bekerja, rasanya selaluuuuuu saja kurang. Padahal gaji saya tidak diutik-utik untuk keperluan rumah tangga tapi menabung itu rasanya sulit sekali. Memang benar, syukur adalah kuncinya. Mau sekaya apapun manusia kalau tidak pandai bersyukur, dia pasti akan selalu merasa kekurangan. Karena dia hanya fokus pada apa yang tidak dimilikinya, bukan pada apa yang dimilikinya.

WOW! Keren ya bahasa saya hahahahahahhaa

Well, menjadi istri rumah tangga bukan berarti juga hanya beres-beres rumah, memasak dan mengurus suami. Saya masih menyelinginya dengan menulis, mengejar cita-cita menjadi penulis. Semoga bisa terwujud, amiinn..

Jadi, untuk kamu-kamu yang mungkin senasib atau hampir mirip lika-likunya dengan saya, jangan takut untuk berubah dan membuat keputusan. Kalau ragu terus menhampiri, berdo'a dan coba pejamkan mata, pikirkan semua yang ada di sekitar, mana yang lebih penting dan mana yang hanya kebutuhan sekunder. InsyaAllah, kamu akan menemukan jalanmu. Apapun itu keputusanmu, jangan pernah lupa untuk bersyukur dan tetap menyayangi suami, karena dia kini istilahnya 'atasan'mu. Bukan boss di kantor ataupun Manager yang galak atau Direktur yang menggajimu. Ridho dan bahagia suami adalah kelapangan hati dan jalan untuk istri dalam mengejar Surga.

Once you make a decision, the universe conspires to make it happen. - Ralph Waldo Emerson.